Minggu, 27 September 2020

Penerapan Teori dalam Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran

Latar Belakang Permasalahan

    Proses pembelajaran pada satuan pendidikan dapat diselenggarakan secara interaktif, inpiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi untuk aktif, kreativitas, dan mandiri. Oleh karena itu setiap pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

    Belajar dan mengajar adalah dua main konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan individu atau siswa, sedangkan mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan guru sebagai pemimpin belajar yang mengarah dan memandu siswa agar dapat memahami sebuah materi. Di dalam pembelajaran seorang pendidik harus dapat membuat suatu pembelajaran menjadi lebih efektif dan juga disenangi oleh siswa, karena tingkat kesenangan siswa terhadap pendidik dan cara mengajar pendidik akan mempengaruhi semangat belajar siswa. 

        Banyak faktor yang dapat menghambat pendidik untuk menciptakan suasana pembelajaran di dalam kelas. Siswa yang merasa pembelajaran tidak menarik perhatiannya akan cenderung jenuh dalam kegiatan pembelajaran dan menimbulkan dampak kurangnya minat dalam belajar, sehingga fokus siswa selama kegiatan pembelajaran juga akan menurun. Hal ini hampir sama dengan penjelasan di dalam jurnalnya Febrian Afirsta dan lain-lainnya (2016). Kurangnya perhatian siswa pada materi yang sedang di ajarkan dapat menyebabkan siswa kurang memahami konsep dari materi. Di dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, seluruh siswa diharapkan agar dapat menerima, mencari, mengelola dan menyaring berbagai informasi tentang materi yang sedang di ajari oleh pengajar secara mandiri. Walaupun siswa belajar secara mandiri, bukan berarti guru tidak memiliki peran dalam kurikulum 2013 ini.

    Seorang guru pada kurikulum 2013 ini berperan sebagai pendesain pembelajaran, Sebagai guru professional, guru mendisain bagaimana corak pembelajaran yang akan dijalankan. Disain pembelajaran itu sudah terekam dalam perangkat pembelajaran yang terstruktur, praktis dan bias diterapkan. Sebagai motivator, Peran tersulit dialami guru adalah membangkitkan semangat dan kemauan siswa untuk mengeksplorasi materi belajar sebanyak mungkin. Motivasi yang cukup akan membuat siswa terangsang untuk belajar secara maksimal. Sebagai mediator, Kehadiran guru dalam pembelajaran sebagai perantara antara sumber belajar dengan siswa. Guru menyajikan pokok permasalahan pembelajaran kepada siswa dan siswa menerima, menelaah, dan membahas materi itu sehingga menjadi miliknya. Dan sebagai inspirator pembelajaran, Guru menjadi sumber inspirasi utama bagi siswa dalam mengelola materi pelajaran. Pemikiran dan strategi yang disampaikan guru akan menggerakkan siswa belajar secara mandiri dan kreatif.

        Ilmu kimia adalah ilmu yang bisa tergolong ilmu yang di anggap susah oleh siswa baru di SMA. Tak jarang kita temukan siswa yang mengeluh akan pelajaran kimia yang tergolong abstrak dan rumit, apalagi untuk siswa-siswa yang baru saja menginjak dunia pendidikan SMA. Disinilah peran penting seorang guru agar dapat membuat dan menaikkan tingkat penasaran dan pemahaman siswa tentang ilmu kimia itu tidak serumit yang mereka pikirkan. Guru tentunya tidak dapat melakukan hal tersebut tanpa bantuan media yang dapat membuat siswa tertarik dan juga mempermudah guru dalam menjelasan materi-materi kimia. Dengan meningkatnya kemajuan teknologi, guru di haruskan untuk kreatif dan inovatif dalam mencipatakan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah di mengerti bagi siswa. Bahkan guru dapat menggunakan aplikasi dari android ataupun laptop pc/windows sebagai media.

        Di dalam peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2007 menjelaskan tentang sarana dan prasarana, maka LKPD yang peneliti gunakan termasuk dalam kategori sarana. LKPD secara keseluruhan dapat diartikan sebagai media pembelajaran berupa bahan ajar cetak, sehingga LKPD termasuk dalam media pembelajaran yang tidak diproyeksikan. Selain LKPD, yang termasuk dalam media yang tidak diproyeksikan diantaranya: buku, handout, charta, alat peraga dan sebagainya. LKPD merupakan sumber belajar yang termasuk media cetak. namun di sini peneliti akan membuat LKPD elektronik interaktif.

                                            LKPD sebagai Media Pembelajaran

            Media adalah segala sesuatu yang dapat diindra, yang berfungsi sebagai sarana atau alat untuk proses komunikasi dalam kehidupan sehari-hari yang mempermudah semua kegiatan manusia, hal ini hampir sama di katakan oleh (Rustaman, 2007). Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medius dari bahasa Latin. Medium dapat di definisikan sebagai tengah, perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima. Dalam bahasa arab, media diartikan sebagai perantara atau pengirim pesan kepada penerima pesan (Azhar, 2009).

        Menurut Piaget didalam jurnal Trianto (2011), proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif yang dialami setiap individu menjadi empat tahap yang meliputi:

1. sensori-motor (0-2 th)

2. pra-operasional (2-7 th)

3. operasional konkret (7-11 th)

4. operasi formal (>11 th)

          Keterkaitan antara teori belajar yang dikemukakan oleh Piaget adalah tahap perkembangan kognitif peserta didik kelas XI SMA yaitu anak pada usia 17 tahun formal. Pada tingkat operasi formal peserta didik sudah mampu berpikir abstrak dan mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan masalah, yang dapat dilakukan pada pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing.

        Bruner cit. Dahar (2006) menyatakan inti teori belajar Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna. Bagi Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Bila tidak ada usaha yang dilakukan untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi hafalan. Usaha belajar menurut Ausubel dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama, berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada peserta didik melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua, menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada.

        Teori-teori belajar yang dikemukakan oleh Ausubel mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Ciri-ciri pembelajaran bermakna dari Ausubel telah sesuai dengan pembelajaran menggunakan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang diintegrasikan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

        LKPD berperan sebagai media pembelajaran juga diharapkan dapat mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik dan selaras dengan tujuan pembelajaran. Untuk memudahkan dalam menyusun LKPD, ada beberapa hal yang penting dipahami, yaitu tentang keunikan, ciri khas, atau karakteristik dari bahan ajar ini. 

Model Inkuiri Terbimbing 

           Inkuiri adalah proses penyelidikan terhadap suatu masalah (the process of investigating a problem). Proses inkuiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, nara sumber dan penyuluh kelompok. Peserta didik didorong untuk mencari pengetahuan sendiri (Hamalik, 2010). Dalam inkuiri, seorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scienties), melakukan eksperimen dan mampu melakukan proses mental berinkuiri. Dengan menggunakan model inkuiri terbimbing peserta didik akan mendapatkan pemahaman yang lebih konten terhadap mata pelajaran, mengembangkan kompetensi dalam membaca, menulis, dan berbicara, dan meningkatkan keterampilan sosial melalui interaksi, kerjasama, dan kolaborasi.