Sabtu, 17 Maret 2018

Naruto : to be with you a little longer my own story

to be with you a little longger

Genre : romance, hurt/comfort, drama,
school, slice of life
I’m not own naruto shippuden character or high school dxd
And I’m not own other character in my story 


penjelasan sebelum membaca:
ada beberapa kata di dalam ini menggunakan bahasa jepang, tapi sudah saya berikan arti dari kata-kata tersebut.
dan untuk belum tau akan arti-arti dari kata-kata tesebut semoga menjadi ilmu tambahan untuk kalian.
suffix adalah panggilan untuk orang di jepang seperti (-kun, -san, -chan, dan -sama, dan ada banyak lainnya).
bagi yang suka akan bahasa jepang dan anime tentunya tau akan hal ini.

Chapter 1 : acr I prologue

Di kota kuoh, kota yang dulunya terkenal dengan sekolah khusus wanita. Dan banyak orang kaya dari kota lainnya menyekolahkan putri mereka di sekolah ternama di kuoh.
Tapi seiringnya berjalan waktu, kuoh senior high school sekarang sudah menjadi sekolah campuran.
Itu karena pemerintah meminta agar kuoh senior high school menjadi sekolah campuran.
Dan sudah dua tahun sekolah itu menjadi sekolah campuran, dan pastinya kelas tiga sekarang semuanya perempuan.
Kita beralih pada tokoh utama kita yang sekarang tengah menyapu membersihkan halaman depan kedai ramen bersama seorang wanita berambut cokelat.
“Haaah hari yang melelahkan” ucap wanita berambut coklat, lalu duduk beristirahat di samping pintu kedai, yang mengenakan apron berwarna biru dan bandana putih cream dan rambut tergerai panjang yang bandananya terlihat basah karena keringat.
“Iya, aku juga tidak menyangka hari ini akan datang banyak pelanggan” ujar laki-laki berambut kuning dengan goresan pipi seperti kumis kucing, mengenakan baju kimono laki-laki dan celana putih.
Lengan bajunya di lipat hingga bahu membuat nya terlihat seperti preman, dan tambahan tali putih di keningnya.
Laki-laki itu lalu melihat sekeliling memastikan bahwa tidak ada lagi sampah yang tersisa, setelah itu dia lalu meletakkan alat-alat itu kembali ke dalam kedai.
“Kerja bagus Naruto, bagaimana kalau kau makan malam di rumah kami?” tawar orang tua yang baru keluar dari rumahnya mengenakan topi putih kecil pas di kepalanya dengan tulisan kanji di samping kirinya, mengenakan apron, celana dan bajunya sewarna dengan topinya tersebut.
“Ah tidak apa-apa Teuchi jii-san, di aparteme dia sudah menungguku” ucap Naruto lembut pada pemilik kedai ramen tersebut.
“Baiklah kalau begitu. Tapi setidaknya bawalah dua bungkus ramen untukmu dan dia makan di rumah” tawar teuchi pada Naruto.
“Ba-baiklah jika jii-san memaksa”
Teuchi mengangguk lalu melihat kedalam memanggil wanita tadi.
“Ayame tolong buat dua ramen special… dan pastikan dengan banyak narutonya” perintah Teuchi pada wanita bernama ayame tersebut.
“Hai!”
Ayame mendengar perintah dari teuchi segera pergi kedapur membuatkan dua ramen special untuk Naruto.
Beberapa menit kemudian Ayame kembali dengan dua bungkus ramen di tangannya dan memeberi ramen itu kepada Naruto.
“hai, ini untukmu dan dia Naruto-kun. Titip salam untuknya ya” ujar ayame seraya menyerahkan ramen itu pada Naruto.
“Terimakasih banyak ayame nee-chan, Teuchi jii-san” ucap Naruto.
“Ya! Anggap ini ucapan terimakasih dariku atas kerja kerasmu hari ini” balas Teuchi
“Kalau begitu aku pulang dulu jii-san, Ayame nee-chan”
“Hati-hati di jalan Naruto-kun” ucap Ayame melambaikan tangannya.
Pindah scene
Naruto turun dari halte bis lalu merenguh ponsel di kantongnya melihat jam. Naruto menghembuskan nafas lelah lalu kembali berjalan.
Beberapa menit berjalan akhirnya Naruto berhenti di depan apartemen kecil dan sederhana, dengan pagar dari beton yang sudah berlumutan, dengan satu batang pohon di belakang pagar membuat apartemen itu terlihat sederhana.
Ya… sangat sederhana dan letak apartemen tersebut lumayan jauh dari perkotaan, namun tidak terlalu jauh dari sekolah Kouh high school.
Sesampainya di depan pintu, Naruto langsung merenguh sakunya dan membuka pintu.
CLEK
“Tadaima” ucap Naruto masuk lalu melepaskan sepatunya dan di tempatkan di rak sepatu.
Apartemen yang tidak terlalu besar, memiliki satu kamar tidur, satu kamar mandi, tentunya wc tempatnya terpisah dari kamar mandi.
Dan ruang tengahnya dengan ukuran 3x4(meter) yang menjadi satu dengan dapur, dengan satu meja persegi kecil. (jika bingung lihat bentuk apartemen dalam film anime hataraku maou sama).
“Okaerinasai Naruto nii-chan, maaf malam ini aku tidak bisa membuatkan makan malam, bahan makanan kita minggu ini sudah habis” ujar wanita dengan rambut kuning di ikat twin tail mengenakan kaos tidur berwarna orange cerah dan gelombang bulat seperti pusaran air dengan warna merah di punggungnya.
Mata nya berwarna biru cerah seperti Naruto, tapi perbedaan mereka hanyalah dia tidak memiliki garis-garis di pipinya.
Dia sekarang tengah menonton televisi sambil memakan beberapa buah jeruk di atas meja kecil itu.
“Ah tidak apa-apa kok kebetulan hari ini aku di kasih dua ramen dari jii-san untuk kita berdua” balas Naruto.
“Benarkah? Syukurlah kalau begitu…” ucap wanita itu lalu melihat kearah jam.
“…Kenapa Naruto nii-san pulang lambat dari biasanya? Apa terjadi sesuatu?” Tanyanya lalu membuka jeruk yang lainnya.
“Maaf Naruko, hari ini kami kedatangan banyak pelanggan” ujar Naruto lalu meletakkan ramen di atas meja.
“Ayo kita makan, nanti ramennya keburu dingin” lanjut Naruto.
Naruko mengangguk lalu membereskan meja bekas dia memakan jeruk, setelah selesai di bereskan mereka membuka ramennya.
Terukir senyuman indah di wajah naruko saat melihat di dalam ramennya terdapat cukup banyak Naruto.
“Ini untuk Naruto nii-chan karena sudah bekerja keras” ucap Naruko memasukkan Naruto di dalam ramennya Naruto.(naruto yang di maksud adalah toping ramen/pelengkap ramen)
“Wha benarkah? Arigato ne Naruko, dai suki!(I love you so much)” ucap Naruto senang sekali saat mendapat tambahan Naruto dalam ramennya, tanpa dia sadari kalau ucapannya barusan membuat Naruko jadi salah tingkah.
B-baka!” ucap Naruko lirih sambil menggigit ujung sumpitnya dengan wajah yang memerah atas ucapan Naruto barusan.
Dia tidak mengerti dengan perasaannya ini, setiap kali dia bersama kakaknya ini dia merasakan perasaan yang aneh.
Perasaan yang tidak seharusnya dia miliki terhadap Naruto, perasaan yang ‘mungkin’ tidak akan terbalas.
“Hmm? tadi kamu bilang apa Naruko?” Tanya Naruto karena kurang jelas mendengar ucapan Naruko barusan.
“H-Humph… Tidak ada” ucap Naruko agak kesal pada Naruto.
Naruto menjadi bingun di buat Naruko, ‘apakah dia melakukan kesalahan?’ seperti itulah yang di pikirannya sekarang ini. Namun, Naruto tidak ambil pusing lalu melanjutkan makannya dengan lahap.
Di sela makannya Naruko memperhatikan kakaknya makan dengan semangat, dia tersenyum sendiri saat melihat tingkah kakaknya itu yang tidak pernah berubah.
Belum sampai satu menit lamanya mereka makan Naruto sudah menyelesaikan bagiannya lebih dulu.
“Ah~~ ramen special kedai Teuchi jii-san benar-benar enak” ucap Naruto setelah menghabiskan kuah ramennya hingga tidak ada tersisa didalamnya.
Naruko tidak terlalu terkejut melihat Naruto sudah duluan karena memang seperti itulah kakaknya.
‘Kalau dengan ramen dia selalu seperti ini’ batin Naruko.
Naruto lalu membereskan bekas makannya lalu duduk sambil menonton televisi.
Naruko baru saja ingin memasukkan ramen kemulutnya, tapi saat dia melihat kalau ada bekas kuah di pipi Naruto, dia meletakkan sumpitnya lalu mengambil sapu tangan dan menghapus kuah yang ada di pipi Naruto.
Naruto yang di perlakukan seperti itu membuatnya sedikit merona.
“Ada bekas kuah di pipi Naruto nii-chan” ucap Naruko saat melihat Naruto yang terdiam.
“A-aku bisa membersihkannya sendiri!” ucap Naruto berusaha tidak salah tingkah
Naruko terkekeh melihat tingkah kakaknya itu lalu menghabiskan ramennya.
Setelah mereka menyelesaikan makan dan membersihkannya mereka duduk menonton tv sambil memakan jeruk di atas meja.
Naruko melirik kearah Naruto yang tengah focus menonton sambil memakan jeruk menghembuskan nafas kecil, namun masih ada keraguan dan rasa takut didalam dirinya.
“Nee naruto nii-chan, bulan depan kita sudah masuk SMA bukan?” Tanya Naruko.
“Hmm? Ah iya. Memangnya kenapa Naruko?” Tanya Naruto yang mata nya masih terfokus dengan tv.
“Bo-bolehkah aku membeli sepatu baru untuk sekolah besok?” Tanya Naruko ragu-ragu.
Mendengar permintaan Naruko membuat Naruto menghentikan acara memakan buah jeruknya. Naruko yang melihat Naruto berhenti memakan buah jeruknya menjadi takut kalau Naruto akan memarahinya.
Dia sadar kalau mereka tidak punya cukup uang untuk hal seperti itu. Dia juga sadar kalau sekarang Naruto tengah bekerja keras mencari uang untuk membayar apartemen mereka yang belum lunas bulan ini.
Tapi tetap saja dia ingin sekali membeli yang baru, dia tidak mungkin pergi ke sekolah memakai sepatu yang sudah lama itu. Ukuran kakinya sudah membesar dari yang dulu dia sudah berkembang.
“S-soalnya sepatu yang lama sudah sempit, t-tidak bisa di pakai lagi” lanjut Naruko gugup memberikan alasan sambil memainkan kedua telunjuknya.
Lagi-lagi Naruto tetap diam mendengar alasan dari Naruko tersebut.
Naruto diam bukan berarti dia sedang marah, namun Naruto sekarang tengah memikirkan cara mendapatkan uang tambahan untuk memenuhi keinginan Naruko itu.
“Ta-tapi kalau tidak bisa juga tidak apa Naruto nii-chan, aku ti-tidak memaksa kok” ucap Naruko.
Naruto masih diam dan meletakkan jeruknya di atas meja lalu memejamkan matanya, mempertimbangkan dan memperhitungkan pengeluaran uang yang akan di pakai jika di tambah sepatu Naruko.
Tentunya tidak Cuma sepatu, dia juga harus memperkirakan nanti jikalau Naruko ingin belanja atau yang lainnya.
Naruko yang masih belum di beri jawaban sekarang benar-benar takut kalau Naruto akan marah padanya karena dia meminta sesuatu di saat mereka sedang susah mencari uang.
Naruko menundukkan kepalanya tidak berani menatap Naruto, dia merasa bersalah karena egois sendiri. Dia harusnya lebih bisa menahan diri, dan melihat keadaan ekonomi mereka.
“Ma-maafkan aku naruto nii-chan, a-aku han—“ Naruko tidak bisa menyelesaikan ucapan nya saat tangan Naruto mengusap kepalanya lembut.
Naruko mengadahkan kepalanya melihat Naruto yang tengah tersenyum padanya.
“Baiklah, nanti sehari sebelum kita sekolah. Onii-chan janji akan mengajakmu pergi ke mall membeli sepatu untukmu” ucap Naruto lembut.
Wajah Naruko seketika menjadi cerah, dan senang sekali karena kakaknya mau membeli sepatu baru untuknya.
GREP!
“ARIGATO Naruto nii-chan! Daiiii suki” Naruko sangat senang lalu meloncat memeluk Naruto.
Membuat Naruto berusaha menyeimbangkan badannya yang hampir oleng kebelakang.
Naruto awalnya kaget karena di peluk secara tiba-tiba oleh Naruko, lalu membalas pelukan Naruko mengelus surai pirangnya yang menawan
“Hehehe, doitashimashite Naruko. Nah sekarang tidurlah, hari sudah larut malam” ujar Naruto mengakhiri pelukan mereka.
“Hai Naruto nii-chan” balas Naruko lalu pergi mengambil futon mereka.
“Oyasuminasai Naruto nii-chan” ucap Naruko yang masih senang.
“Hm, oyasuminasai Naruko” balas Naruto.
Belum lima menit lamanya Naruko sudah tertidur dengan nyenyak, tapi tidak dengan Naruto.
Dia sekarang tengah memikirkan cara mendapatkan sedikit uang tambahan untuk membeli sapatu Naruko.
NARUTO POV
‘Sepatu baru untuk Naruko… dengan pekerjaanku di kedai ramen Teuchi jii-san mungkin tidak akan cukup. Apa lagi uang apartemen bulan ini belum aku bayar. Aku tidak mungkin memakai tabunganku untuk hal seperti ini, aku harus lebih berhemat, ada sesuatu yang lain harusku beli untuk Naruko nantinya. Tapi…‘ pikirku.
“Haaaah”
Aku menghela nafas lalu melirik Naruko yang nyenyak tertidur.
‘Tidak terasa sudah lima tahun berlalu…’ pikirku.
Aku duduk lalu memperbaiki selimut Naruko.
‘…Dan sekarang kamu sudah menginjak SMA’
Aku tersenyum lalu kembali membaringkan badanku.
‘Lebih baik aku besok pergi mencari pekerjaan paruh waktu untuk menambah biaya.
Mungkin di beberapa toko-toko yang sering di kunjungi membutuhkan pekerjaan tambahan?...’
‘…Atau mungkin tidak ya?’ batinku ragu.
Aku meraih ponselku lalu mengirim pesan ke Teuchi jii-san.
Aku memberitahunya jika besok aku tidak bisa masuk kerja.
NARUTO POV END
Naruto meletakkan ponselnya kembali lalu mengalihkan pandangannya kearah naruko yang sedang tertidur pulas.
Senyuman tipis terukir di wajah naruto saat memperhatikan wajah naruko. Tanpa terasa bahwa dia juga ikut tertidur.
SKIP TIME
Keesokan harinya
Naruto bangun lebih dulu dari naruko, dia pergi mencuci muka dan minum air putih lalu dia diam-diam pergi keluar tanpa makan sedikitpun karena bahan makanan mereka sudah habis.
‘Aku pergi dulu Naruko, berharap aku bisa menemukan lowongan kerja paruh waktu’ batin Naruto.
“ittekimasu” ucap naruto pelan, takut membangunkan Naruko.
Tidak lama Naruto pergi Naruko terbangun dari tidurnya, dia melihat kesampingnya tidak ada lagi naruto.
Naruko mengalihkan pandanganya pada catatan kecil diatas futonnya Naruto.
Kawaii imouto yo (adik yang imut)
Naruko, maaf aku tidak membangunkanmu. Aku sudah meletakkan uang di atas kulkas untukmu membeli bahan makanan kita nanti, dan sedikit tambahan untukmu sarapan pagi.
Tertanda : onii-chanmu yang tampan \(^o^)/
Naruko tersenyum saat membaca catatan itu
‘Naruto nii-chan’ batin Naruko.
“Yosh malam ini aku akan membuat makanan special untuk Naruto nii-chan, dia pasti akan senang saat dia pulang nanti” ucap Naruko.
Tanpa berlama-lama Naruko bangkit lalu kekamar mandi dan bersiap-siap, setelah itu dia mengambil uang di atas lemari kulkas, dan pergi kepasar membeli bahan makanan untuk minggu ini.
Bersama Naruto
Naruto sekarang tengah berjalan di kota mencari tempat lowongan kerja paruh waktu untuk uang tambahannya.
SKIP TIME
Hari sudah mulai malam. Sudah sekian lama dia berjalan kesana kemari, tidak menemukan orang yang membutuhkan pekerja paruh waktu.
Pada akhirnya dia berhenti di depan café berwarna pink berpadu dengan putih yang letaknya di dekat taman karena di kacanya bertuliskan.
‘Dibutuhkan pekerja paruh waktu’
“Wha akhirnya” ucap Naruto saat melihat tulisan ‘di butuhkan pekerja’ lalu masuk kedalam tanpa membaca lebih lanjut.
KRING~
Suara bel kecil di atas pintu itu berbunyi saat Naruto masuk kedalam.
“Wah ramainya pelanggan disini, kira-kira dimana ya ruang managernya?” ucap Naruto entah kepada siapa.
Pelayan yang melihat naruto yang berdiri di dekat pintu pergi menghampiri Naruto.
“Irasshaimase. Ada yang bisa saya bantu, goshujin-sama?” Tanya pelayan itu lembut.
“Ah ya, apa boleh saya bertemu dengan maneger disini?” Tanya naruto sopan.
“Hai, douzo kochira e (silahkan disebelah sini)” ucap pelayan itu menuntun jalan Naruto.
Naruto mengikuti pelayan itu kelantai dua sampai di depan pintu yang bertuliskan
“Manager office room”
“Arigato nona” ucap Naruto sopan.
Pelayan itu tersenyum dan membungkuk lalu pergi melanjutkan pekerjaannya.
TOK TOK TOK TOK
“Masuk!” jawab orang dari dalam.
CLEK…
“Pe-permisi” ujar Naruto gugup. Saat dia masuk dapat dia lihat ruangan itu cukup luas dan mewah.
‘Ini café atau rumah sih?’ batin Naruto sweatdrop saat dia melihat ada kasur ukuran kecil di sudut ruangan.
Naruto melihat sekeliling ruangan itu, melupakan orang yang sedang duduk di meja di depannya sekarang.
Merasa di acuhkan diapun berehem
“EHEM” perhatian Naruto tertuju kepada dua orang wanita di depannya.
Satu wanita seumuran dengannya dengan rambut hitam bermata ungu dan memakai kacamata yang sedang membaca buku saku kecil.
Dan wanita satunya lagi wanita dewasa duduk di meja kerja dengan rambut di ikat twin tail dengan matanya berwana ungu.
“Ma-maafkan nyonya, perkenalkan nama saya naruto uzumaki. Saya datang kemari karena saya membaca kalau café anda sedang membutuhkan tambahan pekerja paruh waktu” ujar Naruto gugup karena ketidak sopanannya barusan.
“Baiklah sebelumnya perkenalkan namaku Serafall Sitri, kau boleh memanggilku Sera-tan jika kau mau” ucap sera mengedipkan sebelah matanya kepada Naruto.
Naruto yang di perlakukan seperti itu tiba-tiba bulu kuduknya merinding.
‘Mendokuse’ batin Naruto malas.
“Dan yang sedang mambaca buku itu adalah adik kesayanganku Sona Sitri” lanjutnya memperkenalkan adiknya. Naruto mengalihkan pandangan nya pada Sona yang sedang focus membaca buku.
‘Jadi dia kakaknya Sona ya?’ batin Naruto melihat Serafall dan Sona bergantian.
‘Mereka benar-benar hampir mirip. Jika saja rambut Sona panjang dan menjadi periang seperti kakaknya itu Sona pasti mirip sekali dengan Serafall’ batin Naruto memperhatikan perbedaan Sona dan Serafall.
Sona merasa di perhatikan mengalihkan pandangannya pada Naruto.
Matanya terbelalak saat melihat Naruto ada di sana karena sedari tadi dia terfokus dengan buku saku kecilnya.
‘D-dia! Kenapa dia bisa ada di sini!?’ batin Sona kaget.
Naruto tersenyum kearah Sona saat Sona melihatnya.
Sona melihat Naruto tersenyum kearahnya hanya memasang wajah datarnya seperti biasa.
‘ke-kenapa dia melihatku seperti itu?’ batin naruto.
Sona masih juga memperhatikan Naruto. Naruto merasa canggung langsung saja memecahkan suasana.
“A-ano… hisashiburi Sona-chan” ucap Naruto menggunakan suffix –chan pada Sona.
Membuat Serafall menaikkan sebelah alisnya. Lalu Serafall teringat dengan sesuatu membuat Serafall menyeringai.
‘Hohoho rupanya begitu?’ batin Serafall.
“Jangan panggil aku dengan nama depanku Uzumaki-kun. Itu menjijikkan” ucap Sona datar seraya memperbaiki letak kacamatanya yang melorot.
Walaupun begitu tanpa Naruto Naruto sadari pipi Sona agak sedikit memerah. Tapi Serafall menyadari hal itu.
“Ehehe, Kamu tidak berubah ya Sona-chan”
“Gh!” Sona menggerutu lalu kembali membaca buku kecilnya.
Serafall melihat adiknya mulai membaca buku lagi melanjutkan penjelasannya.
“Baiklah shift kerjamu akan di mulai dari jam tujuh malam hingga tutup. Dan kau akan mulai bekerja malam nanti. Apa kamu keberatan?” Tanya Serafall.
“Baiklah terimakasih banyak sera-sama” balas Naruto.
“Tidak-tidak jangan dengan suffix –sama, rasanya agak aneh di panggil seperti itu. Panggil saja aku Sera-tan” ujar sera atau lebih tepatnya perintah.
“A-ano bagaimana dengan sera-san?” tawar Naruto.
“SE-RA-TAN”  ucap sera penuh dengan penekanan dengan senyuman yang menawan.
“B-baiklah se-sera-tan” keringat bercucuran di wajah Naruto saat melihat sifat unik manager nya ini.
‘Sangat berbeda dari Sona-chan’ batin Naruto ngeri.
Sedangkan Sona hanya acuh dengan interaksi kakaknya itu dengan Naruto dan terus membaca buku yang ada di tangannya sekarang.
SKIP TIME
Malam harinya bersama Naruto.
Sekarang Naruto di dalam ruang Serafall, duduk di meja yang sudah di sediakan teh dengan Serafall duduk di seberang Naruto.
Sona masih di sana duduk di samping Naruto sedang memainkan catur melawan kakaknya.
“Chekkumeito!” ucap Serafall meletakkan buah caturnya.
Sona memerjapkan matanya beberapa kali, dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana jalan dan cara kakaknya itu yang selalu menang melawannya.
Sona tidak pernah di kalahkan dalam permainan catur kecuali oleh kakaknya ini.
“Yatta! Aku menang lagi So-chan… 9 kali win strike dalam beberapa hari ini dan ini untuk ke 197 kalinya dalam bulan ini” ucap Serafall senang lalu menulis di dalam buku kecil angka yang dia menangi.
Naruto yang sedang menyerup tehnya jadi tersedak karena mendengar berapa kali mereka main.
“Apa kalian sering bermain catur di rumah?” Tanya Naruto heran dengan angka kemenangan Serafall.
Sona memijit batang hidungnya dan menghela nafas lelah.
“Kami sering bermain untuk meluangkan waktu” ucap Sona lalu menyerup teh miliknya.
Setelah itu Sona mengambil tasnya sandangnya.
Saat di depan pintu Sona terhenti saat Naruto berbicara dengannya.
“Eh apa kamu sudah mau pulang Sona-chan?” Tanya Naruto santai.
Sona menatap tajam Naruto saat dia masih memanggilnya dengan nama depannya.
Sona tidak menjawab lalu pergi dari sana.
“Sepertinya dia masih marah denganku” ucap Naruto.
“Ie… dia tidak marah padamu…” timpal Serafall membuat Naruto mengalihkan perhatiannya pada Serafall.
“Benarkah?”
“Un… Sona-chan dulu sering sekali menceritakan tentangmu. Walau ini pertama kalinya aku bertatap muka denganmu…” Serafall menggantungkan kalimatnya lalu melihat kearah Sona keluar barusan.
“Anak itu selalu semangat saat bercerita tentangmu. Tapi saat mendengar berita kalau kamu pergi, dia menjadi dingin dengan orang sekitar…”
“Gomen”
“Ya ini semua salahmu…” ucap Serafall ketus.
“… Humph, karenamu So-chan yang dulunya imut dan menggemaskan sekarang menjadi So-chan yang membosankan dan berwajah tembok” ucap Serafall sebal.
Naruto menundukkan kepalanya merasa bersalah.
“Haaah… Ma, sikatanai wa (yah, mau bagaimana lagi), yang lalu biarlah berlalu”
Serafall melihat kearah jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
“Baiklah Naru-tan malam ini adalah awal dari kamu bekerja, pastikan pelanggan senang dan bahagia! Oke” ucap Serafall semangat di akhiri dengan kedipan mata.
“Siap! sera-sa...”
DHUUK
“Itteeeeee(aduuuuhhh)!” Serafall menginjak kaki Naruto saat Naruto akan memanggil nya dengan suffix –san.
“Hmm? Tadi kamu bilang sesuatu Naru-tan?” Tanya Serafall tersenyum mempesona.
‘Si-sial, ternyata aku sudah masuk kedalam kandang iblis’ batin Naruto menangis.
“Ah-ahahaha saya tidak mengatakan apa-apa kok, Sera-tan” balas Naruto pasrah.
“Oh iya, ngomong-ngomong café ini tutup jam berapa Sera-tan?”
“Café ini tutup jam sembilan malam, jadi kamu hanya mendapat dua jam bekerja. Jika kamu bekerja dengan bagus maka kamu kemungkinan akan bekerja tetap di sini. Jika kerjamu tidak bagus maka aku secara pribadi akan menendang bokongmu keluar” jawab Serafall dengan santai lalu menyerahkan seragam kerja pada Naruto.
“A-apa aku harus mengenakan pakaiian ini?” Tanya Naruto ragu saat dia melihat seragam kerjanya yang bagus. Jujur sebenarnya ini pertama kalinya dia memakai pakaian kerja seperti ini.
Biasanya dia hanya mengenakan pakaiian sehari-harinya untuk bekerja di kedai Teuchi.
Serafall menyerup tehnya terlebih dahulu lalu menjawab pertanyaan Naruto.
“Tentu saja Naru-tan, karena hanya kamu pekerja laki-laki di caféku ini”
“Huh?” jawaban Serafall barusan sukses membuat Naruto bengong
“Apa anda barusan bilang kalau pelayan di sini t-tidak ada laki-laki?” Tanya Naruto memastikan ucapan Serafall barusan sambil mengorek-ngorek telinganya.
Naruto hanya mendapat balasan anggukan saja dari atasannya itu.
“Areeee(apaaa)~? Kenapa? Bukankah dari nama café ini sudah dapat di pastikan kalau pekerjanya Cuma perempuan. Mou~ apa Naru-tan tidak membaca penjelasannya di poster di depan café ini?” ucap Serafall.
“Me-memangnya apa nama café anda ini Sera-tan?” Tanya Naruto ragu-ragu
Saat mendengar pertanyaan Naruto Serafall berdiri dari tempat duduknya dan memengang tongkat pink dengan bintang di ujung tongkat yang entah dari mana datangnya.
“Thehe baiklah jika kamu tidak tau akan aku beritau padamu dengan senang hati…” Serafall menjeda kalimatnya selama dia melakukan gerakan sambil membaca mantra sihir yang aneh (jika bingung gerakannya lihat di anime)
“mirumirun mirumiruuu… nama café ini adalah mahou-soujou (magical girl) milky spiral… miru~” ucapan serafall di akhiri dengan gaya yang eksotis dan di akhiri dengan kedipan mata yang berkilau.
CKLING
“A-are(a-apa)?”
WWHHUUUUSSSS~~~~
Suara angin gersang berhembus di belakang kepala Naruto
“… Pertanyaannya nanti dulu, sekarang pergi ganti pakaiianmu di sana” ucap Serafall menunjukkan ruangan bertulisan “change room”
Naruto mengangguk dan mengikuti ucapan Serafall.
Beberapa menit kemudian Naruto keluar dengan mengenakan pakaiian yang di berikan Serafall.
“Bagaimana penampilanku Sera-tan?” Tanya Naruto yang mengenakan pakaiian butler hitam, dengan pinggang pakaiian yang agak sempit membuat postur tubuh Naruto terlihat.(maaf susah di jelaskan, silahkan lihat butler uniform).
“Sera-tan?” panggil Naruto saat melihat Serafall yang sepertinya tengah bengong memperhatikannya.
“A-ah kamu terlihat berbeda dari biasanya. Aku bahkan sempat berfikir ‘HAAA apa itu Naru-tan?’ seperti itu”
“Ahaha benarkah?” Tanya Naruto lalu duduk di kursi.
Serafall mengangguk-angguk lalu mengambil sesuatu di sakunya.
Naruto melihat-lihat pakaiiannya tanpa mengetahui apa yang di lakukan Serafall.
“Ne ne Naru-tan lihat sini” ucap Serafall membuat Naruto melihat kearahnya.
CKLEK
“He!?” Naruto bengong sendiri saat mendapat dirinya yang di foto oleh Serafall tiba-tiba.
“S-Sera-tan jangan mengambil foto orang sembarangan. Aku mohon hapus Sera-tan” ucap Naruto.
“Tidak mau ini akan aku serahkan pada So-chan agar dia senang” ucapan itu membuat pipi Naruto sedikit memerah
Serafall lalu memperlihatkan foto, yang dia ambil barusan.
“Sera-tan bisakah anda hapus fotoku itu?” ucap Naruto lalu melakukan gerakan kejutan mencoba mengambil ponsel itu yang dalam jarak jangkauannya.
Tapi Serafall lebih cepat dan langsung menghindar dari tangan Naruto lalu mengambil foto lagi.
CKLEK CKLEK CKLEK
Serafall mengambil banyak foto Naruto yang menghapirinya tengah berusaha mengambil ponsel miliknya.
Tapi insiden tidak terduga terjadi.
DHUK
“Itteee” Kaki Naruto terbentur meja lalu terjatuh di atas Serafall.
“Whoa!”
“Huh!? Aaah” Serafall tentu saja kaget dengan Naruto yang tiba-tiba jatuh dan tidak sempat menghindar membuat ponselnya jatuh.
Serafall terbaring dengan tangannya menahan dada Naruto, dan Naruto yang berada di atas Serafall dengan tangan kanan di samping kepala serafal dan kiri di samping pinggangnya.
Serafall memerjapkan matanya beberapa kali, wajahnya tiba-tiba memerah saat sadar dengan posisi mereka sekarang.
 “N-Naruto-kun kita tidak bisa melakukan ini…” ucap Serafall malu-malu.
25%
“Huh?” Naruto yang lelet koneksinya masih bengong dengan maksud Serafall.
50%
“K-kita baru saja saling mengenal dan a-a-aku masih belum terlalu mengenalmu. Maksudku…” Serafall menggantung kalimatnya dan mengalihkan wajahnya kearah lain.
75%
Sedangkan Naruto masih berusaha mencerna ucapan Serafall yang tidak dia mengerti.
“Maksudku, jika kita me-me-melakukan ini berarti aku mengkhianati So-chan…” Serafall lalu kembali melihat kemata Naruto yang kebingungan. Pipi Serafall memerah, dan ekpresi wajahnya yang malu-malu membuat laki-laki meleleh.
Tapi hal itu tidak berpengaruh bagi Naruto yang sekarang tengah mencoba mencerna ucapan-ucapan Serafall.
“Aku tidak ingin dia sedih jika nanti dia tau kalau aku memiliki bayimu
100% TING! TING! (#Gooaaaal!)
Dengan kalimat tadi Wajah Naruto langsung saja memerah, dan melompat kebelakang.
Serafall duduk bersipuh memainkan ujung rambut kanannya malu-malu.
“K-k-kamu salah paham Sera-tan, ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku hanya—“ saat Naruto ingin menjelaskan pada Serafall wajah Naruto mendadak pucat saat dia melihat ada wanita yang mengintip di balik pintu.
Wajahnya tidak terlalu jelas, Tapi yang dapat Naruto lihat adalah wanita itu memakai bando.
Sedangkan wanita yang ada di balik pintu itu menjadi panik.
“Heh! Ma-maaf sudah menggangguuuuu!” ucap wanita itu berlari pergi.
Naruto pundung di pojokan sambil membuat lingkaran dengan telunjuknya.
“Aku… tidak bisa keluar rumah lagi. Masa mudaku hancur, tidak ada masa depan, dimana aku akan meletakkan wajahku ini…” ucap Naruto frustasi.
Sedangkan Serafall duduk dengan tenang dan meminum tehnya seolah yang barusan tidak terjadi.
Bersama naruko
Naruko sekarang tengah duduk di depan meja sambil menunggu kakaknya pulang, makanan di atas meja juga belum di sentuh sedikitpun.
Naruko melihat kearah jam sudah lewat dari pukul tujuh malam.
‘Naruto nii-chan kok masih belum pulang ya?’ batin Naruto khawatir.
Tiba-tiba suara perut Naruko berbunyi menandakan kalau perutnya sudah tidak sanggup menahan lapar lagi.
Naruko membungkus makan untuk Naruto dalam plastic agar tidak di ganggu serangga setelah itu dia makan sendiri tanpa Naruto.
‘Kemana naruto nii-chan ya? Apa hari ini ada banyak pelanggan?’ batin Naruko setelah membungkus makanan Naruto dengan plastic
‘Aku harap tidak terjadi apa-apa dengannya’
“itadakimasu”
Narukopun mulai memakan makan malamnya dengan tenang.
Kembali bersama naruto
“Haaaah~ ternyata pelanggan di sini lebih banyak dari pada yang aku kira” ujar Naruto yang sekarang tengah istirahat dan sudah mengenakan bajunya kembali.
“Ehehehe ini masih belum apa-apa pemuda-san” ucap wanita berambut coklat mengenakan bando rambut hitam dengan beberapa bunga-bunga yang menghiasi bandonya
Naruto melihat kearah wanita itu, langsun saja dia teringat dengan wanita yang mengintip kejadian tadi.
“Jadi hari ini masih terhitung sedikit pelanggannya dari pada hari biasanya?” Tanya Naruto.
“Ya, tapi khusus hanya pada hari minggu atau hari libur lainnya pelanggan banyak berdatangan mengisi waktu luang mereka” jawabnya.
“Benarkah? Kalau begitu cukup melelahkan ya, ahahaha. Oh ya perkenalkan namaku Uzumaki Naruto, aku bekerja paruh waktu di sini. Mohon bimbingannya” ucap Naruto baru ingat untuk memperkenalkan dirinya.
“Namaku Fueguchi Hinami, salam kenal Uzumaki-san”
“Ah tidak usah terlalu formal Hinami-san” ujar Naruto lembut.
“Tidak boleh seperti itu, ibuku bilang kalau aku harus sopan terhadap orang yang lebih tua” ucap Hinami.
“Tapi umur kita aku rasa sama” balas Naruto.
“K-kalau Uzumaki-san memaksa… bagaimana dengan Na-Naruto-kun?” tanya Hinami pura-pura gugup.
“…” Naruto terdiam saat mendengar suffix yang di gunakan Hinami barusan.
“Ada apa n-naruto-kun?” Tanya Hinami bingung dengan reaksi Naruto.
“A-ahaha tidak apa kok Hinami-san, tapi apa tidak bisa panggil dengan Naruto saja?”
“Apa tidak boleh aku memanggilmu seperti itu? Naruto-kun?” Tanya Hinami dengan mata yang berkilau-kilau (pupy eyes)
Tapi itu tidak berefek pada Naruto yang sudah kebal dengan mata itu.
“B-bagaimana dengan Naruto-san?” tawar Naruto lagi.
Hinami menghela nafas kasar lalu mendekatkan wajahnya ketelinga Naruto dan membisikkan sesuatu.
Wajah Naruto tiba-tiba pucat saat mendengar ucapan Hinami barusan.
Hinami menjauhkan wajahnya dari Naruto dan terkekeh melihat reaksi Naruto.
“Jadi apa boleh aku memanggilmu dengan Naruto-kun?…” Tanya Hinami sekali lagi.
“…Atau akan aku beritau rahasia kecil ini pada orang lainnya?”
“Hi-Hinami-chan itu hanya sebuah kecelakaan, sungguh itu tidak seperti yang kamu kira”
“Tidak seperti yang aku kira? Ne~? aku tidak menyangka Naruto-kun orangnya cabu –hmmphhh”
Naruto dengan cepat nemutup mulut Hinami dengan tangannya
“Aku mohon jangan bicarakan itu di depan umum, akan aku lakukan apa saja yang kamu mau Hinami-san” ucap Naruto membuat Hinami tersenyum evil di balik tangan Naruto yang menutup mulutnya.
Hinami mengangguk lalu Naruto melepaskan tangannya.
“Kalau begitu Naruto-kun juga tidak boleh memanggilku terlalu formal. Panggil aku honey” pinta Hinami berlebihan.
“A-ano t-tapi, itu… GHHH baiklah h-honey” ucap Naruto mengalihkan wajahnya malu.
Dia tidak melihat kalau Hinami memerah wajahnya.
“A-ah aku rasa aku sudah berlebihan, ehehe. Panggil aku dengan hinami-chan, Naruto-kun” pinta Hinami sekali lagi.
‘Siaaaaal disini benar-benar rumahnya para iblis’ batin Naruto menangis anime.
“Ah iya iya tentu saja H-Hinami-chan” mendengar ucapan Naruto barusan Hinami tertawa kecil melihat pekerja baru ini sangat lucu.
“Hehehe Naruto-kun benar-benar mudah di goda ya?” ujar Hinami melihat reaksi Naruto.
“Te-tentu saja tidak!” sangkah Naruto.
“Ara, lihat wajah Naruto-kun memerah” goda Hinami
“Sudahlah hinami, jangan menggodanya lagi” suara Serafall dari belakang Hinami membuatnya kaget dan tentunya Naruto juga.
“Se-Serafall-sama maaf saya hanya menyapa pekerja baru anda”
‘Huh? Bukannya dia memanggil Serafall dengan suffix –sama?’ batin Naruto merasa tidak adil.
“Tidak apa kok Hinami-chan” ujar Serafall lalu mengalihkan pandangannya pada Naruto.
‘A-aku rasa lebih baik aku tidak usah protes jika ingin pulang dengan selamat’ batin Naruto takut.
“Naru-tan kerja bagus untuk hari pertamamu, terimakasih banyak untuk hari ini. Kamu boleh pulang” ucap Serafall.
“Ta-tapi masih banyak yang harus di kerjakan”
“Tidak apa-apa naruto-kun, biar kami yang menyelesaikannya. Naruto-kun pulanglah istirahat” ucap Hinami pada Naruto.
“Apa benar tidak apa-apa?” Tanya Naruto sekali lagi, dan dibalas anggukan dari Hinami.
“Kalau begitu saya pamit dulu Sera-tan, dan terimakasih hinami-chan. Dah” pamit Naruto langsung berlari pulang.
Pindah scene.
Di apartemen Naruto dan Naruko.
CLEK
“Tadaima” ucap Naruto seraya membuka sepatunya. Tapi tidak ada jawaban dari dalam membuat Naruto penasaran.
Naruto berjalan keruang tengah, alangkah terkejutnya dia saat melihat Naruko yang tertidur di meja makan.
Naruto melihat kearah jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh.
‘Maafkan aku Naruko’ batin Naruto sedih.
Naruto berjalan kekamar menyiapkan futon untuk Naruko, setelah itu menggendong Naruko ke dalam meletakkannya di atas futonnya kemudian menyelimuti Naruko agar tidak masuk angin.
‘Sekali lagi maafkan onii-chan mu ini ya, Naruko’ batin Naruto lalu mengecup kening Naruko lembut. Lalu pergi keruang tengah.
Naruto melihat makan malam yang seharusnya dia makan bersama Naruko masih terletak manis di atas meja dengan sebuah catatan kecil.
Naruto nii-chan kenapa lama sekali pulangnya? Naruko kelaparan tau! Jadi maaf ya Naruto nii-chan Naruko makan duluan.
Makanan malam ini special Naruko buatkan untuk Naruto nii-chan…
Naruto mengalihkan perhatiannya pada ramen di atas meja
“Whah banyak sayurnya” ucap Naruto malas. Lalu kembali membaca kertas tadi.
Jangan sisakan sayurannya ya!
Selamat menikmati naruto nii-chan
Tertanda adikmu yang paling manis  \^o^/
Naruto tersenyum kecil saat membaca catatan kecil itu, dia mengalihkan pandangannya kearah makan malam hari ini. Ramen dengan karya sendiri, lebih tepatnya ramen dengan resep yang di buat oleh ibunya kandungnya.
“Terimakasih Naruko. Itadakimasu”
.
.
.
To Be Continue