to be with you a little longger
Genre : romance, hurt/comfort, drama,
school, slice of life
Di kota kuoh, kota yang dulunya terkenal dengan sekolah khusus wanita. Dan banyak orang kaya dari kota lainnya menyekolahkan putri mereka di sekolah ternama di kuoh.
school, slice of life
I’m not own naruto shippuden character or high school dxd
And I’m not own other character in my story
penjelasan sebelum membaca:
ada beberapa kata di dalam ini menggunakan bahasa jepang, tapi sudah saya berikan arti dari kata-kata tersebut.
dan untuk belum tau akan arti-arti dari kata-kata tesebut semoga menjadi ilmu tambahan untuk kalian.
suffix adalah panggilan untuk orang di jepang seperti (-kun, -san, -chan, dan -sama, dan ada banyak lainnya).
bagi yang suka akan bahasa jepang dan anime tentunya tau akan hal ini.
Chapter 1 : acr I prologue
Di kota kuoh, kota yang dulunya terkenal dengan sekolah khusus wanita. Dan banyak orang kaya dari kota lainnya menyekolahkan putri mereka di sekolah ternama di kuoh.
Tapi seiringnya berjalan waktu, kuoh senior high school sekarang sudah
menjadi sekolah campuran.
Itu karena pemerintah meminta agar kuoh senior high school menjadi
sekolah campuran.
Dan sudah dua tahun sekolah itu menjadi sekolah campuran, dan pastinya
kelas tiga sekarang semuanya perempuan.
Kita beralih pada tokoh utama kita yang sekarang tengah menyapu membersihkan
halaman depan kedai ramen bersama seorang wanita berambut cokelat.
“Haaah hari yang melelahkan” ucap wanita berambut coklat, lalu duduk
beristirahat di samping pintu kedai, yang mengenakan apron berwarna biru dan
bandana putih cream dan rambut tergerai panjang yang bandananya terlihat basah
karena keringat.
“Iya, aku juga tidak menyangka hari ini akan datang banyak pelanggan”
ujar laki-laki berambut kuning dengan goresan pipi seperti kumis kucing,
mengenakan baju kimono laki-laki dan celana putih.
Lengan bajunya di lipat hingga bahu membuat nya terlihat seperti preman,
dan tambahan tali putih di keningnya.
Laki-laki itu lalu melihat sekeliling memastikan bahwa tidak ada lagi
sampah yang tersisa, setelah itu dia lalu meletakkan alat-alat itu kembali ke
dalam kedai.
“Kerja bagus Naruto, bagaimana kalau kau makan malam di rumah kami?”
tawar orang tua yang baru keluar dari rumahnya mengenakan topi putih kecil pas
di kepalanya dengan tulisan kanji di samping kirinya, mengenakan apron, celana
dan bajunya sewarna dengan topinya tersebut.
“Ah tidak apa-apa Teuchi jii-san, di aparteme dia sudah menungguku” ucap
Naruto lembut pada pemilik kedai ramen tersebut.
“Baiklah kalau begitu. Tapi setidaknya bawalah dua bungkus ramen untukmu
dan dia makan di rumah” tawar teuchi pada Naruto.
“Ba-baiklah jika jii-san memaksa”
Teuchi mengangguk lalu melihat kedalam memanggil wanita tadi.
“Ayame tolong buat dua ramen special… dan pastikan dengan banyak
narutonya” perintah Teuchi pada wanita bernama ayame tersebut.
“Hai!”
Ayame mendengar perintah dari teuchi segera pergi kedapur membuatkan dua
ramen special untuk Naruto.
Beberapa menit kemudian Ayame kembali dengan dua bungkus ramen di
tangannya dan memeberi ramen itu kepada Naruto.
“hai, ini untukmu dan dia Naruto-kun. Titip salam untuknya ya” ujar
ayame seraya menyerahkan ramen itu pada Naruto.
“Terimakasih banyak ayame nee-chan, Teuchi jii-san” ucap Naruto.
“Ya! Anggap ini ucapan terimakasih dariku atas kerja kerasmu hari ini”
balas Teuchi
“Kalau begitu aku pulang dulu jii-san, Ayame nee-chan”
“Hati-hati di jalan Naruto-kun” ucap Ayame melambaikan tangannya.
Pindah scene
Naruto turun dari halte bis lalu merenguh ponsel di kantongnya melihat
jam. Naruto menghembuskan nafas lelah lalu kembali berjalan.
Beberapa menit berjalan akhirnya Naruto berhenti di depan apartemen
kecil dan sederhana, dengan pagar dari beton yang sudah berlumutan, dengan satu
batang pohon di belakang pagar membuat apartemen itu terlihat sederhana.
Ya… sangat sederhana dan letak apartemen tersebut lumayan jauh dari
perkotaan, namun tidak terlalu jauh dari sekolah Kouh high school.
Sesampainya di depan pintu, Naruto langsung merenguh sakunya dan membuka
pintu.
CLEK
“Tadaima” ucap Naruto masuk lalu melepaskan sepatunya dan di tempatkan
di rak sepatu.
Apartemen yang tidak terlalu besar, memiliki satu kamar tidur, satu
kamar mandi, tentunya wc tempatnya terpisah dari kamar mandi.
Dan ruang tengahnya dengan ukuran 3x4(meter) yang menjadi satu dengan
dapur, dengan satu meja persegi kecil. (jika
bingung lihat bentuk apartemen dalam film anime hataraku maou sama).
“Okaerinasai Naruto nii-chan, maaf malam ini aku tidak bisa membuatkan
makan malam, bahan makanan kita minggu ini sudah habis” ujar wanita dengan rambut
kuning di ikat twin tail mengenakan kaos tidur berwarna orange cerah dan
gelombang bulat seperti pusaran air dengan warna merah di punggungnya.
Mata nya berwarna biru cerah seperti Naruto, tapi perbedaan mereka
hanyalah dia tidak memiliki garis-garis di pipinya.
Dia sekarang tengah menonton televisi sambil memakan beberapa buah jeruk
di atas meja kecil itu.
“Ah tidak apa-apa kok kebetulan hari ini aku di kasih dua ramen dari
jii-san untuk kita berdua” balas Naruto.
“Benarkah? Syukurlah kalau begitu…” ucap wanita itu lalu melihat kearah
jam.
“…Kenapa Naruto nii-san pulang lambat dari biasanya? Apa terjadi
sesuatu?” Tanyanya lalu membuka jeruk yang lainnya.
“Maaf Naruko, hari ini kami kedatangan banyak pelanggan” ujar Naruto
lalu meletakkan ramen di atas meja.
“Ayo kita makan, nanti ramennya keburu dingin” lanjut Naruto.
Naruko mengangguk lalu membereskan meja bekas dia memakan jeruk, setelah
selesai di bereskan mereka membuka ramennya.
Terukir senyuman indah di wajah naruko saat melihat di dalam ramennya
terdapat cukup banyak Naruto.
“Ini untuk Naruto nii-chan karena sudah bekerja keras” ucap Naruko
memasukkan Naruto di dalam ramennya Naruto.(naruto yang di maksud adalah toping ramen/pelengkap ramen)
“Wha benarkah? Arigato ne Naruko, dai suki!(I love you so much)” ucap Naruto senang sekali saat mendapat
tambahan Naruto dalam ramennya, tanpa dia sadari kalau ucapannya barusan
membuat Naruko jadi salah tingkah.
“B-baka!” ucap Naruko lirih
sambil menggigit ujung sumpitnya dengan wajah yang memerah atas ucapan Naruto
barusan.
Dia tidak mengerti dengan perasaannya ini, setiap kali dia bersama
kakaknya ini dia merasakan perasaan yang aneh.
Perasaan yang tidak seharusnya dia miliki terhadap Naruto, perasaan yang
‘mungkin’ tidak akan terbalas.
“Hmm? tadi kamu bilang apa Naruko?” Tanya Naruto karena kurang jelas
mendengar ucapan Naruko barusan.
“H-Humph… Tidak ada” ucap Naruko agak kesal pada Naruto.
Naruto menjadi bingun di buat Naruko, ‘apakah dia melakukan kesalahan?’
seperti itulah yang di pikirannya sekarang ini. Namun, Naruto tidak ambil pusing
lalu melanjutkan makannya dengan lahap.
Di sela makannya Naruko memperhatikan kakaknya makan dengan semangat,
dia tersenyum sendiri saat melihat tingkah kakaknya itu yang tidak pernah
berubah.
Belum sampai satu menit lamanya mereka makan Naruto sudah menyelesaikan
bagiannya lebih dulu.
“Ah~~ ramen special kedai Teuchi jii-san benar-benar enak” ucap Naruto
setelah menghabiskan kuah ramennya hingga tidak ada tersisa didalamnya.
Naruko tidak terlalu terkejut melihat Naruto sudah duluan karena memang
seperti itulah kakaknya.
‘Kalau dengan ramen dia selalu seperti ini’ batin Naruko.
Naruto lalu membereskan bekas makannya lalu duduk sambil menonton televisi.
Naruko baru saja ingin memasukkan ramen kemulutnya, tapi saat dia
melihat kalau ada bekas kuah di pipi Naruto, dia meletakkan sumpitnya lalu mengambil
sapu tangan dan menghapus kuah yang ada di pipi Naruto.
Naruto yang di perlakukan seperti itu membuatnya sedikit merona.
“Ada bekas kuah di pipi Naruto nii-chan” ucap Naruko saat melihat Naruto
yang terdiam.
“A-aku bisa membersihkannya sendiri!” ucap Naruto berusaha tidak salah
tingkah
Naruko terkekeh melihat tingkah kakaknya itu lalu menghabiskan ramennya.
Setelah mereka menyelesaikan makan dan membersihkannya mereka duduk
menonton tv sambil memakan jeruk di atas meja.
Naruko melirik kearah Naruto yang tengah focus menonton sambil memakan
jeruk menghembuskan nafas kecil, namun masih ada keraguan dan rasa takut
didalam dirinya.
“Nee naruto nii-chan, bulan depan kita sudah masuk SMA bukan?” Tanya
Naruko.
“Hmm? Ah iya. Memangnya kenapa Naruko?” Tanya Naruto yang mata nya masih
terfokus dengan tv.
“Bo-bolehkah aku membeli sepatu baru untuk sekolah besok?” Tanya Naruko
ragu-ragu.
Mendengar permintaan Naruko membuat Naruto menghentikan acara memakan
buah jeruknya. Naruko yang melihat Naruto berhenti memakan buah jeruknya
menjadi takut kalau Naruto akan memarahinya.
Dia sadar kalau mereka tidak punya cukup uang untuk hal seperti itu. Dia
juga sadar kalau sekarang Naruto tengah bekerja keras mencari uang untuk
membayar apartemen mereka yang belum lunas bulan ini.
Tapi tetap saja dia ingin sekali membeli yang baru, dia tidak mungkin
pergi ke sekolah memakai sepatu yang sudah lama itu. Ukuran kakinya sudah
membesar dari yang dulu dia sudah berkembang.
“S-soalnya sepatu yang lama sudah sempit, t-tidak bisa di pakai lagi”
lanjut Naruko gugup memberikan alasan sambil memainkan kedua telunjuknya.
Lagi-lagi Naruto tetap diam mendengar alasan dari Naruko tersebut.
Naruto diam bukan berarti dia sedang marah, namun Naruto sekarang tengah
memikirkan cara mendapatkan uang tambahan untuk memenuhi keinginan Naruko itu.
“Ta-tapi kalau tidak bisa juga tidak apa Naruto nii-chan, aku ti-tidak
memaksa kok” ucap Naruko.
Naruto masih diam dan meletakkan jeruknya di atas meja lalu memejamkan
matanya, mempertimbangkan dan memperhitungkan pengeluaran uang yang akan di
pakai jika di tambah sepatu Naruko.
Tentunya tidak Cuma sepatu, dia juga harus memperkirakan nanti jikalau
Naruko ingin belanja atau yang lainnya.
Naruko yang masih belum di beri jawaban sekarang benar-benar takut kalau
Naruto akan marah padanya karena dia meminta sesuatu di saat mereka sedang
susah mencari uang.
Naruko menundukkan kepalanya tidak berani menatap Naruto, dia merasa
bersalah karena egois sendiri. Dia harusnya lebih bisa menahan diri, dan
melihat keadaan ekonomi mereka.
“Ma-maafkan aku naruto nii-chan, a-aku han—“ Naruko tidak bisa
menyelesaikan ucapan nya saat tangan Naruto mengusap kepalanya lembut.
Naruko mengadahkan kepalanya melihat Naruto yang tengah tersenyum
padanya.
“Baiklah, nanti sehari sebelum kita sekolah. Onii-chan janji akan
mengajakmu pergi ke mall membeli sepatu untukmu” ucap Naruto lembut.
Wajah Naruko seketika menjadi cerah, dan senang sekali karena kakaknya
mau membeli sepatu baru untuknya.
GREP!
“ARIGATO Naruto nii-chan! Daiiii suki” Naruko sangat senang lalu
meloncat memeluk Naruto.
Membuat Naruto berusaha menyeimbangkan badannya yang hampir oleng
kebelakang.
Naruto awalnya kaget karena di peluk secara tiba-tiba oleh Naruko, lalu
membalas pelukan Naruko mengelus surai pirangnya yang menawan
“Hehehe, doitashimashite Naruko. Nah sekarang tidurlah, hari sudah larut
malam” ujar Naruto mengakhiri pelukan mereka.
“Hai Naruto nii-chan” balas Naruko lalu pergi mengambil futon mereka.
“Oyasuminasai Naruto nii-chan” ucap Naruko yang masih senang.
“Hm, oyasuminasai Naruko” balas Naruto.
Belum lima menit lamanya Naruko sudah tertidur dengan nyenyak, tapi
tidak dengan Naruto.
Dia sekarang tengah memikirkan cara mendapatkan sedikit uang tambahan
untuk membeli sapatu Naruko.
NARUTO POV
‘Sepatu baru untuk Naruko… dengan pekerjaanku di kedai ramen Teuchi jii-san
mungkin tidak akan cukup. Apa lagi uang apartemen bulan ini belum aku bayar.
Aku tidak mungkin memakai tabunganku untuk hal seperti ini, aku harus lebih
berhemat, ada sesuatu yang lain harusku beli untuk Naruko nantinya. Tapi…‘
pikirku.
“Haaaah”
Aku menghela nafas lalu melirik Naruko yang nyenyak tertidur.
‘Tidak terasa sudah lima tahun berlalu…’ pikirku.
Aku duduk lalu memperbaiki selimut Naruko.
‘…Dan sekarang kamu sudah menginjak SMA’
Aku tersenyum lalu kembali membaringkan badanku.
‘Lebih baik aku besok pergi mencari pekerjaan paruh waktu untuk menambah
biaya.
Mungkin di beberapa toko-toko yang sering di kunjungi membutuhkan
pekerjaan tambahan?...’
‘…Atau mungkin tidak ya?’ batinku ragu.
Aku meraih ponselku lalu mengirim pesan ke Teuchi jii-san.
Aku memberitahunya jika besok aku tidak bisa masuk kerja.
NARUTO POV END
Naruto meletakkan ponselnya kembali lalu mengalihkan pandangannya kearah
naruko yang sedang tertidur pulas.
Senyuman tipis terukir di wajah naruto saat memperhatikan wajah naruko.
Tanpa terasa bahwa dia juga ikut tertidur.
SKIP TIME
Keesokan harinya
Naruto bangun lebih dulu dari naruko, dia pergi mencuci muka dan minum
air putih lalu dia diam-diam pergi keluar tanpa makan sedikitpun karena bahan
makanan mereka sudah habis.
‘Aku pergi dulu Naruko, berharap aku bisa menemukan lowongan kerja paruh
waktu’ batin Naruto.
“ittekimasu” ucap naruto pelan, takut membangunkan Naruko.
Tidak lama Naruto pergi Naruko terbangun dari tidurnya, dia melihat
kesampingnya tidak ada lagi naruto.
Naruko mengalihkan pandanganya pada catatan kecil diatas futonnya Naruto.
Kawaii imouto yo (adik
yang imut)
Naruko, maaf aku tidak membangunkanmu. Aku sudah
meletakkan uang di atas kulkas untukmu membeli bahan makanan kita nanti, dan
sedikit tambahan untukmu sarapan pagi.
Tertanda : onii-chanmu yang tampan \(^o^)/
Naruko tersenyum saat membaca catatan itu
‘Naruto nii-chan’ batin Naruko.
“Yosh malam ini aku akan membuat makanan special untuk Naruto nii-chan,
dia pasti akan senang saat dia pulang nanti” ucap Naruko.
Tanpa berlama-lama Naruko bangkit lalu kekamar mandi dan bersiap-siap, setelah
itu dia mengambil uang di atas lemari kulkas, dan pergi kepasar membeli bahan
makanan untuk minggu ini.
Bersama Naruto
Naruto sekarang tengah berjalan di kota mencari tempat lowongan kerja
paruh waktu untuk uang tambahannya.
SKIP TIME
Hari sudah mulai malam. Sudah sekian lama dia berjalan kesana kemari,
tidak menemukan orang yang membutuhkan pekerja paruh waktu.
Pada akhirnya dia berhenti di depan café berwarna pink berpadu dengan
putih yang letaknya di dekat taman karena di kacanya bertuliskan.
‘Dibutuhkan pekerja paruh waktu’
“Wha akhirnya” ucap Naruto saat melihat tulisan ‘di butuhkan pekerja’
lalu masuk kedalam tanpa membaca lebih lanjut.
KRING~
Suara bel kecil di atas pintu itu berbunyi saat Naruto masuk kedalam.
“Wah ramainya pelanggan disini, kira-kira dimana ya ruang managernya?”
ucap Naruto entah kepada siapa.
Pelayan yang melihat naruto yang berdiri di dekat pintu pergi
menghampiri Naruto.
“Irasshaimase. Ada yang bisa saya bantu, goshujin-sama?” Tanya pelayan
itu lembut.
“Ah ya, apa boleh saya bertemu dengan maneger disini?” Tanya naruto
sopan.
“Hai, douzo kochira e (silahkan
disebelah sini)” ucap pelayan itu menuntun jalan Naruto.
Naruto mengikuti pelayan itu kelantai dua sampai di depan pintu yang
bertuliskan
“Manager office room”
“Arigato nona” ucap Naruto sopan.
Pelayan itu tersenyum dan membungkuk lalu pergi melanjutkan
pekerjaannya.
TOK TOK TOK TOK
“Masuk!” jawab orang dari dalam.
CLEK…
“Pe-permisi” ujar Naruto gugup. Saat dia masuk dapat dia lihat ruangan
itu cukup luas dan mewah.
‘Ini café atau rumah sih?’ batin Naruto sweatdrop saat dia melihat ada
kasur ukuran kecil di sudut ruangan.
Naruto melihat sekeliling ruangan itu, melupakan orang yang sedang duduk
di meja di depannya sekarang.
Merasa di acuhkan diapun berehem
“EHEM” perhatian Naruto tertuju kepada dua orang wanita di depannya.
Satu wanita seumuran dengannya dengan rambut hitam bermata ungu dan
memakai kacamata yang sedang membaca buku saku kecil.
Dan wanita satunya lagi wanita dewasa duduk di meja kerja dengan rambut
di ikat twin tail dengan matanya berwana ungu.
“Ma-maafkan nyonya, perkenalkan nama saya naruto uzumaki. Saya datang
kemari karena saya membaca kalau café anda sedang membutuhkan tambahan pekerja
paruh waktu” ujar Naruto gugup karena ketidak sopanannya barusan.
“Baiklah sebelumnya perkenalkan namaku Serafall Sitri, kau boleh
memanggilku Sera-tan jika kau mau” ucap sera mengedipkan sebelah matanya kepada
Naruto.
Naruto yang di perlakukan seperti itu tiba-tiba bulu kuduknya merinding.
‘Mendokuse’ batin Naruto malas.
“Dan yang sedang mambaca buku itu adalah adik kesayanganku Sona Sitri”
lanjutnya memperkenalkan adiknya. Naruto mengalihkan pandangan nya pada Sona
yang sedang focus membaca buku.
‘Jadi dia kakaknya Sona ya?’ batin Naruto melihat Serafall dan Sona
bergantian.
‘Mereka benar-benar hampir mirip. Jika saja rambut Sona panjang dan
menjadi periang seperti kakaknya itu Sona pasti mirip sekali dengan Serafall’
batin Naruto memperhatikan perbedaan Sona dan Serafall.
Sona merasa di perhatikan mengalihkan pandangannya pada Naruto.
Matanya terbelalak saat melihat Naruto ada di sana karena sedari tadi
dia terfokus dengan buku saku kecilnya.
‘D-dia! Kenapa dia bisa ada di sini!?’ batin Sona kaget.
Naruto tersenyum kearah Sona saat Sona melihatnya.
Sona melihat Naruto tersenyum kearahnya hanya memasang wajah datarnya
seperti biasa.
‘ke-kenapa dia melihatku seperti itu?’ batin naruto.
Sona masih juga memperhatikan Naruto. Naruto merasa canggung langsung
saja memecahkan suasana.
“A-ano… hisashiburi Sona-chan” ucap Naruto menggunakan suffix –chan pada
Sona.
Membuat Serafall menaikkan sebelah alisnya. Lalu Serafall teringat
dengan sesuatu membuat Serafall menyeringai.
‘Hohoho rupanya begitu?’ batin Serafall.
“Jangan panggil aku dengan nama depanku Uzumaki-kun. Itu menjijikkan”
ucap Sona datar seraya memperbaiki letak kacamatanya yang melorot.
Walaupun begitu tanpa Naruto Naruto sadari pipi Sona agak sedikit
memerah. Tapi Serafall menyadari hal itu.
“Ehehe, Kamu tidak berubah ya Sona-chan”
“Gh!” Sona menggerutu lalu kembali membaca buku kecilnya.
Serafall melihat adiknya mulai membaca buku lagi melanjutkan
penjelasannya.
“Baiklah shift kerjamu akan di mulai dari jam tujuh malam hingga tutup.
Dan kau akan mulai bekerja malam nanti. Apa kamu keberatan?” Tanya Serafall.
“Baiklah terimakasih banyak sera-sama” balas Naruto.
“Tidak-tidak jangan dengan suffix –sama, rasanya agak aneh di panggil
seperti itu. Panggil saja aku Sera-tan” ujar sera atau lebih tepatnya perintah.
“A-ano bagaimana dengan sera-san?” tawar Naruto.
“SE-RA-TAN” ucap sera penuh
dengan penekanan dengan senyuman yang menawan.
“B-baiklah se-sera-tan” keringat bercucuran di wajah Naruto saat melihat
sifat unik manager nya ini.
‘Sangat berbeda dari Sona-chan’ batin Naruto ngeri.
Sedangkan Sona hanya acuh dengan interaksi kakaknya itu dengan Naruto dan
terus membaca buku yang ada di tangannya sekarang.
SKIP
TIME
Malam
harinya bersama Naruto.
Sekarang
Naruto di dalam ruang Serafall, duduk di meja yang sudah di sediakan teh dengan
Serafall duduk di seberang Naruto.
Sona
masih di sana duduk di samping Naruto sedang memainkan catur melawan kakaknya.
“Chekkumeito!”
ucap Serafall meletakkan buah caturnya.
Sona
memerjapkan matanya beberapa kali, dia benar-benar tidak habis pikir bagaimana
jalan dan cara kakaknya itu yang selalu menang melawannya.
Sona
tidak pernah di kalahkan dalam permainan catur kecuali oleh kakaknya ini.
“Yatta!
Aku menang lagi So-chan… 9 kali win strike dalam beberapa hari ini dan ini
untuk ke 197 kalinya dalam bulan ini” ucap Serafall senang lalu menulis di
dalam buku kecil angka yang dia menangi.
Naruto
yang sedang menyerup tehnya jadi tersedak karena mendengar berapa kali mereka
main.
“Apa
kalian sering bermain catur di rumah?” Tanya Naruto heran dengan angka
kemenangan Serafall.
Sona
memijit batang hidungnya dan menghela nafas lelah.
“Kami
sering bermain untuk meluangkan waktu” ucap Sona lalu menyerup teh miliknya.
Setelah
itu Sona mengambil tasnya sandangnya.
Saat
di depan pintu Sona terhenti saat Naruto berbicara dengannya.
“Eh
apa kamu sudah mau pulang Sona-chan?” Tanya Naruto santai.
Sona
menatap tajam Naruto saat dia masih memanggilnya dengan nama depannya.
Sona
tidak menjawab lalu pergi dari sana.
“Sepertinya
dia masih marah denganku” ucap Naruto.
“Ie…
dia tidak marah padamu…” timpal Serafall membuat Naruto mengalihkan
perhatiannya pada Serafall.
“Benarkah?”
“Un…
Sona-chan dulu sering sekali menceritakan tentangmu. Walau ini pertama kalinya
aku bertatap muka denganmu…” Serafall menggantungkan kalimatnya lalu melihat
kearah Sona keluar barusan.
“Anak
itu selalu semangat saat bercerita tentangmu. Tapi saat mendengar berita kalau
kamu pergi, dia menjadi dingin dengan orang sekitar…”
“Gomen”
“Ya
ini semua salahmu…” ucap Serafall ketus.
“…
Humph, karenamu So-chan yang dulunya imut dan menggemaskan sekarang menjadi So-chan
yang membosankan dan berwajah tembok” ucap Serafall sebal.
Naruto
menundukkan kepalanya merasa bersalah.
“Haaah…
Ma, sikatanai wa (yah, mau bagaimana
lagi), yang lalu biarlah berlalu”
Serafall
melihat kearah jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam.
“Baiklah
Naru-tan malam ini adalah awal dari kamu bekerja, pastikan pelanggan senang dan
bahagia! Oke” ucap Serafall semangat di akhiri dengan kedipan mata.
“Siap!
sera-sa...”
DHUUK
“Itteeeeee(aduuuuhhh)!”
Serafall menginjak kaki Naruto saat Naruto akan memanggil nya dengan suffix
–san.
“Hmm?
Tadi kamu bilang sesuatu Naru-tan?” Tanya Serafall tersenyum mempesona.
‘Si-sial,
ternyata aku sudah masuk kedalam kandang iblis’ batin Naruto menangis.
“Ah-ahahaha
saya tidak mengatakan apa-apa kok, Sera-tan” balas Naruto pasrah.
“Oh
iya, ngomong-ngomong café ini tutup jam berapa Sera-tan?”
“Café
ini tutup jam sembilan malam, jadi kamu hanya mendapat dua jam bekerja. Jika
kamu bekerja dengan bagus maka kamu kemungkinan akan bekerja tetap di sini. Jika
kerjamu tidak bagus maka aku secara pribadi akan menendang bokongmu keluar”
jawab Serafall dengan santai lalu menyerahkan seragam kerja pada Naruto.
“A-apa
aku harus mengenakan pakaiian ini?” Tanya Naruto ragu saat dia melihat seragam kerjanya
yang bagus. Jujur sebenarnya ini pertama kalinya dia memakai pakaian kerja
seperti ini.
Biasanya
dia hanya mengenakan pakaiian sehari-harinya untuk bekerja di kedai Teuchi.
Serafall
menyerup tehnya terlebih dahulu lalu menjawab pertanyaan Naruto.
“Tentu
saja Naru-tan, karena hanya kamu pekerja laki-laki di caféku ini”
“Huh?”
jawaban Serafall barusan sukses membuat Naruto bengong
“Apa
anda barusan bilang kalau pelayan di sini t-tidak ada laki-laki?” Tanya Naruto
memastikan ucapan Serafall barusan sambil mengorek-ngorek telinganya.
Naruto
hanya mendapat balasan anggukan saja dari atasannya itu.
“Areeee(apaaa)~?
Kenapa? Bukankah dari nama café ini sudah dapat di pastikan kalau pekerjanya
Cuma perempuan. Mou~ apa Naru-tan tidak membaca penjelasannya di poster di
depan café ini?” ucap Serafall.
“Me-memangnya
apa nama café anda ini Sera-tan?” Tanya Naruto ragu-ragu
Saat
mendengar pertanyaan Naruto Serafall berdiri dari tempat duduknya dan memengang
tongkat pink dengan bintang di ujung tongkat yang entah dari mana datangnya.
“Thehe
baiklah jika kamu tidak tau akan aku beritau padamu dengan senang hati…” Serafall
menjeda kalimatnya selama dia melakukan gerakan sambil membaca mantra sihir yang
aneh (jika bingung gerakannya lihat di
anime)
“mirumirun
mirumiruuu… nama café ini adalah mahou-soujou (magical girl) milky spiral…
miru~” ucapan serafall di akhiri dengan gaya yang eksotis dan di akhiri dengan
kedipan mata yang berkilau.
CKLING
“A-are(a-apa)?”
WWHHUUUUSSSS~~~~
Suara
angin gersang berhembus di belakang kepala Naruto
“…
Pertanyaannya nanti dulu, sekarang pergi ganti pakaiianmu di sana” ucap
Serafall menunjukkan ruangan bertulisan “change room”
Naruto
mengangguk dan mengikuti ucapan Serafall.
Beberapa
menit kemudian Naruto keluar dengan mengenakan pakaiian yang di berikan
Serafall.
“Bagaimana
penampilanku Sera-tan?” Tanya Naruto yang mengenakan pakaiian butler hitam,
dengan pinggang pakaiian yang agak sempit membuat postur tubuh Naruto terlihat.(maaf susah di jelaskan, silahkan lihat
butler uniform).
“Sera-tan?”
panggil Naruto saat melihat Serafall yang sepertinya tengah bengong
memperhatikannya.
“A-ah
kamu terlihat berbeda dari biasanya. Aku bahkan sempat berfikir ‘HAAA apa itu
Naru-tan?’ seperti itu”
“Ahaha
benarkah?” Tanya Naruto lalu duduk di kursi.
Serafall
mengangguk-angguk lalu mengambil sesuatu di sakunya.
Naruto
melihat-lihat pakaiiannya tanpa mengetahui apa yang di lakukan Serafall.
“Ne
ne Naru-tan lihat sini” ucap Serafall membuat Naruto melihat kearahnya.
CKLEK
“He!?”
Naruto bengong sendiri saat mendapat dirinya yang di foto oleh Serafall
tiba-tiba.
“S-Sera-tan
jangan mengambil foto orang sembarangan. Aku mohon hapus Sera-tan” ucap Naruto.
“Tidak
mau ini akan aku serahkan pada So-chan agar dia senang” ucapan itu membuat pipi
Naruto sedikit memerah
Serafall
lalu memperlihatkan foto, yang dia ambil barusan.
“Sera-tan
bisakah anda hapus fotoku itu?” ucap Naruto lalu melakukan gerakan kejutan
mencoba mengambil ponsel itu yang dalam jarak jangkauannya.
Tapi
Serafall lebih cepat dan langsung menghindar dari tangan Naruto lalu mengambil
foto lagi.
CKLEK
CKLEK CKLEK
Serafall
mengambil banyak foto Naruto yang menghapirinya tengah berusaha mengambil
ponsel miliknya.
Tapi
insiden tidak terduga terjadi.
DHUK
“Itteee”
Kaki Naruto terbentur meja lalu terjatuh di atas Serafall.
“Whoa!”
“Huh!?
Aaah” Serafall tentu saja kaget dengan Naruto yang tiba-tiba jatuh dan tidak
sempat menghindar membuat ponselnya jatuh.
Serafall
terbaring dengan tangannya menahan dada Naruto, dan Naruto yang berada di atas
Serafall dengan tangan kanan di samping kepala serafal dan kiri di samping
pinggangnya.
Serafall
memerjapkan matanya beberapa kali, wajahnya tiba-tiba memerah saat sadar dengan
posisi mereka sekarang.
“N-Naruto-kun kita tidak bisa melakukan ini…”
ucap Serafall malu-malu.
25%
“Huh?”
Naruto yang lelet koneksinya masih bengong dengan maksud Serafall.
50%
“K-kita
baru saja saling mengenal dan a-a-aku masih belum terlalu mengenalmu. Maksudku…”
Serafall menggantung kalimatnya dan mengalihkan wajahnya kearah lain.
75%
Sedangkan
Naruto masih berusaha mencerna ucapan Serafall yang tidak dia mengerti.
“Maksudku,
jika kita me-me-melakukan ini berarti aku mengkhianati So-chan…” Serafall lalu
kembali melihat kemata Naruto yang kebingungan. Pipi Serafall memerah, dan
ekpresi wajahnya yang malu-malu membuat laki-laki meleleh.
Tapi
hal itu tidak berpengaruh bagi Naruto yang sekarang tengah mencoba mencerna
ucapan-ucapan Serafall.
“Aku
tidak ingin dia sedih jika nanti dia tau kalau aku memiliki bayimu”
100%
TING! TING! (#Gooaaaal!)
Dengan
kalimat tadi Wajah Naruto langsung saja memerah, dan melompat kebelakang.
Serafall
duduk bersipuh memainkan ujung rambut kanannya malu-malu.
“K-k-kamu
salah paham Sera-tan, ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku hanya—“ saat
Naruto ingin menjelaskan pada Serafall wajah Naruto mendadak pucat saat dia
melihat ada wanita yang mengintip di balik pintu.
Wajahnya
tidak terlalu jelas, Tapi yang dapat Naruto lihat adalah wanita itu memakai
bando.
Sedangkan
wanita yang ada di balik pintu itu menjadi panik.
“Heh!
Ma-maaf sudah menggangguuuuu!” ucap wanita itu berlari pergi.
Naruto
pundung di pojokan sambil membuat lingkaran dengan telunjuknya.
“Aku…
tidak bisa keluar rumah lagi. Masa mudaku hancur, tidak ada masa depan, dimana
aku akan meletakkan wajahku ini…” ucap Naruto frustasi.
Sedangkan
Serafall duduk dengan tenang dan meminum tehnya seolah yang barusan tidak
terjadi.
Bersama naruko
Naruko
sekarang tengah duduk di depan meja sambil menunggu kakaknya pulang, makanan di
atas meja juga belum di sentuh sedikitpun.
Naruko
melihat kearah jam sudah lewat dari pukul tujuh malam.
‘Naruto
nii-chan kok masih belum pulang ya?’ batin Naruto khawatir.
Tiba-tiba
suara perut Naruko berbunyi menandakan kalau perutnya sudah tidak sanggup
menahan lapar lagi.
Naruko
membungkus makan untuk Naruto dalam plastic agar tidak di ganggu serangga
setelah itu dia makan sendiri tanpa Naruto.
‘Kemana
naruto nii-chan ya? Apa hari ini ada banyak pelanggan?’ batin Naruko setelah
membungkus makanan Naruto dengan plastic
‘Aku
harap tidak terjadi apa-apa dengannya’
“itadakimasu”
Narukopun
mulai memakan makan malamnya dengan tenang.
Kembali bersama naruto
“Haaaah~
ternyata pelanggan di sini lebih banyak dari pada yang aku kira” ujar Naruto
yang sekarang tengah istirahat dan sudah mengenakan bajunya kembali.
“Ehehehe
ini masih belum apa-apa pemuda-san” ucap wanita berambut coklat mengenakan
bando rambut hitam dengan beberapa bunga-bunga yang menghiasi bandonya
Naruto
melihat kearah wanita itu, langsun saja dia teringat dengan wanita yang
mengintip kejadian tadi.
“Jadi
hari ini masih terhitung sedikit pelanggannya dari pada hari biasanya?” Tanya Naruto.
“Ya,
tapi khusus hanya pada hari minggu atau hari libur lainnya pelanggan banyak
berdatangan mengisi waktu luang mereka” jawabnya.
“Benarkah?
Kalau begitu cukup melelahkan ya, ahahaha. Oh ya perkenalkan namaku Uzumaki Naruto,
aku bekerja paruh waktu di sini. Mohon bimbingannya” ucap Naruto baru ingat
untuk memperkenalkan dirinya.
“Namaku
Fueguchi Hinami, salam kenal Uzumaki-san”
“Ah
tidak usah terlalu formal Hinami-san” ujar Naruto lembut.
“Tidak
boleh seperti itu, ibuku bilang kalau aku harus sopan terhadap orang yang lebih
tua” ucap Hinami.
“Tapi
umur kita aku rasa sama” balas Naruto.
“K-kalau
Uzumaki-san memaksa… bagaimana dengan Na-Naruto-kun?” tanya Hinami pura-pura
gugup.
“…”
Naruto terdiam saat mendengar suffix yang di gunakan Hinami barusan.
“Ada
apa n-naruto-kun?” Tanya Hinami bingung dengan reaksi Naruto.
“A-ahaha
tidak apa kok Hinami-san, tapi apa tidak bisa panggil dengan Naruto saja?”
“Apa
tidak boleh aku memanggilmu seperti itu? Naruto-kun?” Tanya Hinami dengan mata
yang berkilau-kilau (pupy eyes)
Tapi
itu tidak berefek pada Naruto yang sudah kebal dengan mata itu.
“B-bagaimana
dengan Naruto-san?” tawar Naruto lagi.
Hinami
menghela nafas kasar lalu mendekatkan wajahnya ketelinga Naruto dan membisikkan
sesuatu.
Wajah
Naruto tiba-tiba pucat saat mendengar ucapan Hinami barusan.
Hinami
menjauhkan wajahnya dari Naruto dan terkekeh melihat reaksi Naruto.
“Jadi
apa boleh aku memanggilmu dengan Naruto-kun?…” Tanya Hinami sekali lagi.
“…Atau
akan aku beritau rahasia kecil ini pada orang lainnya?”
“Hi-Hinami-chan
itu hanya sebuah kecelakaan, sungguh itu tidak seperti yang kamu kira”
“Tidak
seperti yang aku kira? Ne~? aku tidak menyangka Naruto-kun orangnya cabu
–hmmphhh”
Naruto
dengan cepat nemutup mulut Hinami dengan tangannya
“Aku
mohon jangan bicarakan itu di depan umum, akan aku lakukan apa saja yang kamu
mau Hinami-san” ucap Naruto membuat Hinami tersenyum evil di balik tangan
Naruto yang menutup mulutnya.
Hinami
mengangguk lalu Naruto melepaskan tangannya.
“Kalau
begitu Naruto-kun juga tidak boleh memanggilku terlalu formal. Panggil aku honey”
pinta Hinami berlebihan.
“A-ano
t-tapi, itu… GHHH baiklah h-honey” ucap Naruto mengalihkan wajahnya malu.
Dia
tidak melihat kalau Hinami memerah wajahnya.
“A-ah
aku rasa aku sudah berlebihan, ehehe. Panggil aku dengan hinami-chan, Naruto-kun”
pinta Hinami sekali lagi.
‘Siaaaaal
disini benar-benar rumahnya para iblis’ batin Naruto menangis anime.
“Ah
iya iya tentu saja H-Hinami-chan” mendengar ucapan Naruto barusan Hinami
tertawa kecil melihat pekerja baru ini sangat lucu.
“Hehehe
Naruto-kun benar-benar mudah di goda ya?” ujar Hinami melihat reaksi Naruto.
“Te-tentu
saja tidak!” sangkah Naruto.
“Ara,
lihat wajah Naruto-kun memerah” goda Hinami
“Sudahlah
hinami, jangan menggodanya lagi” suara Serafall dari belakang Hinami membuatnya
kaget dan tentunya Naruto juga.
“Se-Serafall-sama
maaf saya hanya menyapa pekerja baru anda”
‘Huh?
Bukannya dia memanggil Serafall dengan suffix –sama?’ batin Naruto merasa tidak
adil.
“Tidak
apa kok Hinami-chan” ujar Serafall lalu mengalihkan pandangannya pada Naruto.
‘A-aku
rasa lebih baik aku tidak usah protes jika ingin pulang dengan selamat’ batin Naruto
takut.
“Naru-tan
kerja bagus untuk hari pertamamu, terimakasih banyak untuk hari ini. Kamu boleh
pulang” ucap Serafall.
“Ta-tapi
masih banyak yang harus di kerjakan”
“Tidak
apa-apa naruto-kun, biar kami yang menyelesaikannya. Naruto-kun pulanglah
istirahat” ucap Hinami pada Naruto.
“Apa
benar tidak apa-apa?” Tanya Naruto sekali lagi, dan dibalas anggukan dari Hinami.
“Kalau
begitu saya pamit dulu Sera-tan, dan terimakasih hinami-chan. Dah” pamit Naruto
langsung berlari pulang.
Pindah scene.
Di
apartemen Naruto dan Naruko.
CLEK
“Tadaima”
ucap Naruto seraya membuka sepatunya. Tapi tidak ada jawaban dari dalam membuat
Naruto penasaran.
Naruto
berjalan keruang tengah, alangkah terkejutnya dia saat melihat Naruko yang
tertidur di meja makan.
Naruto
melihat kearah jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh.
‘Maafkan
aku Naruko’ batin Naruto sedih.
Naruto
berjalan kekamar menyiapkan futon untuk Naruko, setelah itu menggendong Naruko
ke dalam meletakkannya di atas futonnya kemudian menyelimuti Naruko agar tidak
masuk angin.
‘Sekali
lagi maafkan onii-chan mu ini ya, Naruko’ batin Naruto lalu mengecup kening
Naruko lembut. Lalu pergi keruang tengah.
Naruto
melihat makan malam yang seharusnya dia makan bersama Naruko masih terletak
manis di atas meja dengan sebuah catatan kecil.
Naruto nii-chan kenapa lama
sekali pulangnya? Naruko kelaparan tau! Jadi maaf ya Naruto nii-chan Naruko
makan duluan.
Makanan malam ini special Naruko
buatkan untuk Naruto nii-chan…
Naruto mengalihkan perhatiannya pada ramen di
atas meja
“Whah
banyak sayurnya” ucap Naruto malas. Lalu kembali membaca kertas tadi.
Jangan sisakan sayurannya ya!
Selamat menikmati naruto nii-chan
Tertanda adikmu yang paling
manis \^o^/
Naruto
tersenyum kecil saat membaca catatan kecil itu, dia mengalihkan pandangannya
kearah makan malam hari ini. Ramen dengan karya sendiri, lebih tepatnya ramen
dengan resep yang di buat oleh ibunya kandungnya.
“Terimakasih Naruko. Itadakimasu”
.
.
.
To Be Continue
.
.
.
To Be Continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar