Isolasi Senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur
(Kaemferiam galnga L)
I. Judul : Isolasi
Senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferiam galnga L)
II. Tujuan : Adapun
tujuan dari percobaan kali ini adalah :
1. Dapat
menguasai teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya senyawa fenilpropanoid.
2. Dapat
mengenal sifat-sifat kimia fenil propanol melalui reaksi-reaksi pengenalan yang
spesifik.
III. Landasan Teori
Kencur adalah tanaman
tropis yang banyak tumbuh dikebun, pekarangan rumah dan digunakan untuk bumbu
dapur dan termasuk salah satu tanaman obat tradisional Indonesia. Senyawa kimia
terkandung didalamnya adalah : etil p-metoksi sinamat,etil sinamat komponen
yang utama, p-metoksistiren dll. Kadar etil p-metoksinamat dalam kencur cukup
tinggi bisa mencapai 10% karena itu dengan mudah bisa di isolasi dari umbinya
menggunakan pelarut petroleum atau etanol (Tim Kimia Organik II, 2015).
Kelarutan pada zat padat
dan cair dengan suatu pelarut akan meningkat seiring dengan kenaikan suhu bila
proses pelarutannya adalah endoterm , sedangkan pelarutnya bersifat eksoterm
pemanasan justru akan menurunkan harga kelarutan zat. Oleh karena itu,etil
p-metoksisinamat dari kencur tidak boleh menggunakan suhu lebih dari titik
lelehnya yaitu 48-50ÂșC (Suja,2003).
Etil p-metoksi sinamat
merupakan komponen utama yang dimiliki oleh pusat-pusat reaktif yang potensial
untuk reaksi-reaksi kimia, antara lain ikatan rangkap terkonjugasi, cincin
aromatic yang diaktifkan oleh gugus metoksi dan gugus fungsi ester. Karena itu
dapat dilakuka beberapa reaksi antara lain : hidrolisa ester, demetilasi,
transformasi ester menjadi gugus lain. Khusus untuk hidrolisa etil p-meyoksi
sinamat ini menghasilkan asam-p metoksi sinamat (Hart,2014).
Senyawa etil p-metoksi
sinamat adalah turunan sinamat yang berasal dari jalur biosintesis asam sinamat
dan memiliki rangkap karbon C6-C3. Dialam turunan sinamat terdapat dalam bentuk
ester atau glikosidanya. Etil P-metoksi sianamat terdapat dalam bentuk ester
berwujud padatan Kristal berwarna putih kekuningan dan mempunyai bau khas
aromatis yang sangat kuat. Analisis karakteristik serbuk Kristal etil P-metoksi
sinamat kromatografi lapis tipis dengan eluen methanol dan aseton. Hasil
analisis KLT dengan fase gerak methanol:
aseton (2:1) menunjukkan bahwa senyawa p-metoksi sianamat m nilai RF 0,68
(Nirmala, 2017).
IV. Alat dan Bahan
4.1 Alat
- Erlenmeyer 250ml
- Kertas saring
- KLT
- Penangas air
- Corong Buchner
- Labu bulat
- Corong biasa
- Evavorator
- Alat ukur TI
4.2 Bahan
- Kencur yang telah ditumbuk
- Kloroform
- Etanol
- NaOH
- Methanol
- Asam sulfat klorida
V. Prosedur
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah
sebagai berikut:
5.1 Isolasi
Etil p-Metoksi Sinamat
1. Dimasukkan serbuk
kencur ke dalam Erlenmeyer 250 ml
2. Direndam dengan 100 ml
kloroform
3. Dihangatkan pada
penangas air sambil digoyang-goyang
4. Dibiarkan selama
setengah jam pada temperature kamar kemudian saring
5. Dipisahkan
residu kencur dan ulangi perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut dengan
jumlah yang sama
6. Diperoleh
filtrate kemudian digabung dan dipekatkan di bawah tekanan rendah (evavorator)
sampai volume larutan kira-kira setengahnya
7. Didinginkan larutan pekat dalam air es,
padatan yang terbentuk disaring dengan corong Buchner, filtrate dipekatkan
sekali lagi dan padatan yang kedua setelah disaring digabung kemudian ditimbang
8. Dihitung rendemennya, Rekristalisasi
dilakukan dalam klorofrom
9. Diukur titik lelehnya dan bandingkan
dengan literatur (45-50OC)
5.2
Pemeriksaan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
1. Dilarutkan
sampel kristal hasil isolasi dalam petroleum eter menggunakan kapiler
ditotolkan pada plat KLT ukuran 2x5 cm.
2. Digunakan etil
p-metoksi sinamatdan asam p-metoksi sinamat standar sebagai pembanding pada
jarak 0,5 cm dari bawah
3. Dimasukkan
dalam chamber yang telah dijenuhkan dengan eluen kloroform , pengamatan bercak
dilakukan dengan melihatnya dibawah lampu UV atau dimasukkan kedalam chamber
iodium
4. Dihitung rf-nya dan
dibandingkan dengan standar
5.3
Pemeriksaan Spektroskopi Ultra Violet
1. Dilarutkan Kristal
hasil isolasi dalam methanol
2. Dibuat spectrum ultra
violetnya pada daerah panjang gelombang 200-300 nm
5.4
Pemeriksaan Spektroskopi Infra Merah
1. Dibuat pellet Kristal
hasil isolasi dengan KBr kering
2. Dibuat spectrum infra
merahnya
Permasalahan:
1. Jelaskan Mengapa simplisianya di rendam terlebih dahulu menggunakan kloroform?
2. Pada saat pemanasan kita harus mengkontrol suhunya
agar tidak melebihi 48-50oC. apa yang akan terjadi jika seandainya
kita jadikan suhunya menjadi ≥ 50 oC?
3. pada percobaan ini kita melakukan perkolasi nya 2x
dan bagaimana jika hanya dilakukan 3x? apakah sampel yang kita gunakan akan
rusak? atau akan memberikan hasil lain yang berbeda?
2. Pada saat pemanasan kita mengontrol suhunya itu berkisar antara 48-49 C tidak lebih dari ini dikarenakan senyawa p-metoksi sinamat yang akan kita uji memiliki titik leleh yang tidak lebih dari suhu itu sehingga apabila kita melakukan pemanasan lebih dari suhunya maka akan terjadi penguraian senyawa p-metoksi sinamat yang akan kita uji itu .
BalasHapus3. Perkolasi dilakukan 2 kali agar nantinya residu yang didapatkan dapat terpisah dari zat pengotor lainnya sehingga residu yang didapatkan lebih murni. Jika perkolasi dilakukan hanya 1 kali dikhawatirkan nantinya residu ang didapatkan tidak murni sehingga mempengaruhi hasil.
BalasHapus1. Perendaman simplisia dengan kloroform dilakukan supaya ekstrak atau zat yang terkandung pada simplisia tersebut mengembang dan aktif kembali dan dapat menghasilkan rendemen yang tinggi.
BalasHapus