VI.
Data pengamantan
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
Dimasukkan
25 gr teh kering, 250 ml air dan 25 gr CaCO3 kedalam
Erlenmeyer
|
Campuran
berwarna coklat pudar, dan terdapat serbuk teh di dasar Erlenmeyer
|
Dipanaskan
diatas uap air selama 20 menit, sambil di aduk
|
Campuran
mendidih, dan mulai naik keatas
|
Didinginkan
diudara, disaring alrutan dengan corong Buchner, dipindahkan dalam corong
pisah
|
Suhu
campuran turun, filtrate berwarna coklat
|
Diekstraksi
dengan 25ml kloroform sebanyak 3 kali, campuran didestilasi, sampai diperoleh
larutan jenuhnya
|
Campuran
bagian bawah disimpan untuk didestilasi, larutan berwarna hijau
|
Disublimasi
dengan cawan
|
Terdapat
Kristal putih
|
VII.
Pembahasan
Menurut literatur,
teh juga mengandung kafein dalam dosis yang kecil dan dapat meningkatkan
kewaspadaan, menghilangkan kantuk, mengurangi kelelahan, dan sebagai diuretik.
Efek samping dari kafein berhubungan dengan stimulan susunan syaraf pusat
seperti pusing, meningkatkan detak jantung, kecemasan, tremor, dan insomnia
serta juga dapat menyebabkan iritasi saluran diare, mual, dan muntah. Efek
rangsangan teh disebabkan oleh adanya kafein yang berkaitan dengan tanin, yang
juga terkandungndalam daun teh. Karena kafein mudah larut dalam air panas, maka
kafein yang terkandung dalam daun teh akan ikut terbawa dalam suasana panas.
Bagian yang paling banyak kafein didalam tanaman teh yaitu sebesar 1-5%.
Ekstraksi adalah
pengambilan suatu zat dari campurannya menggunakan campuran pelarut yang tidak
saling larut. Contohnya yaitu seperti campuran air dan kloroform. Kedua pelarut
ini memiliki sifat yang berbeda. Sehingga zat yang ingin dipisahkan dapat
diisolasi.
Pada percobaan ini
kami melakukan ekstraksi kafein dari daun teh. Daun teh yang kami gunakan
adalah bubuk teh sebanyak 25 gr yang kering dan ditambah air 250 ml serta 25 gr
CaCO3. Disini penambahan CaCO3 yaitu unutk mendorong kafein dari daun teh
sehingga larut dala air dan mengikat bahan yang terkandung dalam teh. Ekstraksi
kafein pada daun teh ini dilakukan untuk mengetahui kadar kafein yang terdapat
dalam daun teh dengan penambahan kloroform sebagai pelarutnya.
Pada proses
isolasi alkaloid kafein ini, dilakukan penambahan CaCO3 dalam campuran air dan
teh kering. Pada saat pencampuran teh dengan CaCO3 ini, teh tidak akan
bercampur dengan senyawa kalsium karbonat ini, hal ini karena teh merupakan
jenis senyawa anorganik sedangkan kalsium karbonat ini merupakan senyawa
organik. Tujuan dilakukan penambahan kalsium karbonat (CaCO3) ini adalah untuk
mengekstraksi atau mengeluarkan seluruh kandungan yang ada pada teh kering ini,
sehingga seluruh senyawa larut dalam air yang telah dicampurkan terlebih
dahulu. Maka dari itu kita bisa melakukan pengisolasian pada senyawa alkaloid
kafein yang kita inginkan.
Kemudian campuran
ini dipanaskan diatas uap air selama 20 menit. Dalam proses pemanasan ini
terdapat endapan berwarna putih pada dasar tabung. Endapan ini adalah
senyawa-senyawa yang berasal dari teh tersebut. Sedangkan kafein yang
terkandung dalam teh diikat oleh calsium carbonat tadi.
Kemudian campuran
ini didinginkan dan disaring dengan corong buchner. Filtrat yang didapatkan
pada tahapan ini adalah larutan berwarna coklat tua. Selanjutnya filtrat yang
didapatkan tadi dimasukkan ke dalam corong pisah, untuk kemudian diekstraksi
menggunakan kloroform. Kloroform disini berfungsi untuk memisahkan kafein dari
larutan air. Namun, pada saat pendinginan tidak diperkenankan melakukan
pendinginan pada suhu yang terlalu rendah. Karena hal ini akan berakibat pada
pengendapan kafein. Hal ini karena berat molekuk dari kafein yang besar,
menyebabkan kafein mengendap pada suhu yang terlalu rendah.
Larutan yang
berada pada bagian bawah merupakan larutan kloroform yang mengandung kafein.
Lapisan bawah ini dipisahkan untuk kemudian didestilasi lagi. Sisa sampel
destilasi kemudian di sublimasi untuk mendapatkan kristal kafeinnya. Kristal
kafein yang didapatkan berwarna putih.
VIII. Kesimpulan
1) Teknik-teknik isolasi bahan alam khususnya
alkaloid dapat dilakukan dengan cara ekstraksi,kemudian dapat pula dengan uji
kromatografi dan refluks
2) Sifat-sifat kimia alkaloid dengan reagennya
, yaitu :
a) Jika direkasikan dengan pereaksi mayer
akan membentuk endapan kuning
b) Jikadireaksikan dengan pereaksi dragendrof
akan membentuk endapan putih
Permasalahan:
1. pada percobaan kali
ini apa faktor yang menentukan hasil maksimal selama percobaan?
2. seharusnya kita
menggunakan rotary evaporator. Namun kita menggunakan destilasi, apakah
hasilnya akan sama? Atau berbeda? Tolong jelaskan apa inti dari penggunaan rotary
evaporator dalam percobaan ini? Kenapa bisa anda bilang bahwa hasilnya akan
sama/berbeda jika menggunakan destilasi?
3. kita sudah melakukan
percobaan ini beberapa kali, tolong anda jelaskan kenapa kita gagal beberapa
kali kemarin pada percobaan ini? Apa yang menyebabkan kesalahan tersebut?
3. Kegagalan praktikum kita yaitu ditahap kristalisasi. Kita menggunakan tehnik kristalisasi pendinginan pada praktikun sebelumnya dan tidak mengahsilkan kristal. Namun setalah kita melakukan tehnik kristalisasi penguapan kita mendapatkan hasil kristal yang berwarna putih yang menempel di kertas saring dan ada sisi porselen. Terimakasih
BalasHapus1. Faktor penentu keberhasilan praktikum ini adalah: pengerjaan yang sesuai dengan prosedur dimana pada pemanasan harus sesuai/tidak melebihi titik leleh dan Pendinginan
BalasHapus