VI. Data pengamatan
Prosedur
|
Hasil
Pengamatan
|
Dimasukkan
serbuk ke 250ml Erlenmeyer
|
Serbuk
berwarna putih kekuningan dalam kondisi kering
|
Direndam
dengan 100 ml kloroform
|
Terdapat
selapis larutan kloroforn diatas permukaan serbuk simplisia rimpang kencur
kering
|
Dihangatkan
pada penangas air sambil digoyang-goyang
|
Bau
khas dari kencur bercampur dengan bau khas kloroform semakin kuat, warna
larutan semakin memekat dan keruh.
|
Dibiarkan
selama setengah jam pada suhu kamar kemudian saring
|
Larutan
kloroform berwarna kuning bening.
|
Dipisahkan
residu kencur dan sekali lagi perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut
dengan jumlah yang sama
|
Larutan
kloroform bercampur ekstrak kencur terpisah dengan serbuk kasar dari rimpang
kencur, diperoleh larutan kuning bening.
|
Filtrat
Diperoleh kemudian digabung dan dipekatkan di bawah tekanan rendah (volume)
hingga volume kira-kira setengahnya
|
Volume
berkurang, warna larutan semakin memekat dan keruh.
|
Didinginkan
penyelesaian pekat dalam air, padatan yang terbentuk menyimpang dengan corong
Buchner, filtrat dipekatkan sekali lagi dan padatan yang kedua setelah
disaring digabung kemudian ditimbang
|
Diperoleh
Kristal berwarna kuning
|
Dihitung
rendemennya! Reksistalisasi dilakukan dalam klorofrom.kemudian menilai titik
lelehnya dan membandingkan dengan sastra (45-50ÂșC)
|
Diperoleh
titik leleh
|
VII. Pembahasan
Didalam prosedur praktikum ini tidak
di jelaskan secara spesifik mengenai preparasi sampel, karena hal tersebut
relevan dengan percobaaan analitik, da dianggap tidak perlu di jelaskan, namun
untuk sekedar informasi untuk melengkapi pembahasan percobaan ini, saya ingin
menjelaskan mengenai preparasi sampel atau determinasi. Rimpang kencur sebelum
masuk kedalam prosedur oertama pada praktikum ini mengalami detreminasi
terlebih dahulu, determinasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan ketelitian dan
ketepatan terhadap sampel tanaman yang akan digunakan ditindak lanjuti yang
mungkin mengandung kesalahan dalam asosiasinya dengan tanaman jenis lain.
Kami menggunakan rimpang kencur pada
percobaan ini. Tahap preparasi dimulai dari pencuccian untuk memisahkan tanah
dan zat-zat pengotor lainnya yang dapat mengganggu, Rimpang kencur tadi
potong-potong sehalus mungkin agar cepat kering. Kemudian dikeringkan untuk
selanjutnya di haluskan dengan menggunakan blender. Penghalusan bertujuan untuk
memperluas permukaan simplisia sehingga interaksi dengan pelarut dapat di
maksimalkan.
Untuk merendam simplisia rimpang
kencur yang sudah halus dengan menggunakan pelarut, pelarut yang kami gunakan
adalah kloroform, metode ini biasa kita dikenal dengan istilah Maserasi atau
ekstraksi dingin, maserasi dilakuakan selama satu kali dua puluh empat jam atau
satu malamsatu hari. Maserasi yang dilakukan selama 24 jam ini bertujuan agar
sel-sel pada rimpang kencur dapat aktif, sehingga nanti akan diperoleh ekstrak
dengan kandungan tinggi. Jika prosedur langsung ke proses perkolasi maka
kemungkinan aka nada sel yang tidak mengembang dan tidak mengeluarkan ekstrak
yang mengandung komponen etil p-metoksi sinamat.
Jika ekstraksi dingin bisa
dilanjutkan dengan perkolasi dengan menggunakan pelarut kloroform yang
dipanaskan tidak sampai melebihi titik leleh dari senyawa etil
p-metoksisinamat. Temperature proses perkolasi harus dijaga agar tidak terlalu
dingin juga, Karena akan menyebabkan penyarian yang tidak maksimal. Volume
pelarut yang menetes juga dijaga hanya 2-4 tetes perdetik, kecepatan pelarut
dalam melewati simplisia ini juga menentukan hasil penyarian nantinya, karena
jika terlalu cepat maka pelarut hanya akan melewati sampel tanpa mengekstraksi
sampel tersebut dan berakibat penyarian yang tidak sempurna.
Dalam ektraksi suatu senyawa harus
diperhatikan kepolaran antara pelarut dengan senyawa yang diekstrak, keduanya
harus memiliki kepolaran yang sama atau mendekati sama. Filtrate yang diperoleh
tersebut kemudian dicampur dan dipekatkan dibawah tekanan rendah dengan volume
yang sesuai, sehingga warna larutan yang didapatkan semakin memekat dan keruh.
Kemudian larutan didinginkan pekat dalam air, padatan yang terbentuk belum
sempurna, sehingga filtrate dipekatkan sekali lagi dan padatan yang kedua ini disaring
kemudian dicampurkan dengan padatan yang pertama sehigga diperolehlah hasil
berupa Kristal berwarna kuning. Kemudian yang terakhir dilakukan yaitu
rekristalisasi dengan kloroform dengan memperhatikan titik lelehnya. Setelah
dilakukan rekristalisasi ini didapatkan hasil Kristal yang berwarna putih agak
sedikit kuning dan kristalnya masih berbau khas kencur.
VIII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Isolasi
merupakan teknik pemisahan yang dilakukan terhadap komponen senyawa kimia dari
campurannya pada tumbuhan atau bahan alam. Isolasi bahan organic ini biasanya
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pemisahan seperti yang pada
umumnya digunakan yaitu metode ekstraksi pelarut tertentu, dan perkolasi.
2. Sifat-sifat
kimia dari kimia fenil propanol atau etil p-metoksi ini yaitu bersifat nonpolar
sehingga mudah larut dalam kepolaran pelarut yag bervariasi.
Permasalahan:
1. tolong jelaskan apa faktor penting pada praktikum
ini agar mendapatkan hasil yang maksimal?
2. Kita ketahui bahwa kita melakukan penguapan dengan
bantuan panas yang tetap dikontrol dibawah titik leleh sedangkan pelarut
kloroform mudah menguap. Tolong anda jelaskan mengapa!
3. Apa yang terjadi jika kecepatan
pelarut dalam simplisia terjadi terlalu cepat?
3. Apabila kecepatan pelarut terjadi terlalu cepat maka pelarut hanya akan melewati sampel tanpa mengekstraksi sampel tersebut dan berakibat penyarian yang tidak sempurna.
BalasHapus1. Yang mempengaruhi percobaan ini yaitu: a)suhu pemanasan harus konstan di suhu 40- 50 derajat celcius,b)pemisahan, dilakukan dengan hati hati, 3)rekristalisasi, 4) dan jenis pelarutnya
BalasHapusTerimakasih
2. menurut saya dengan bantuan panas dan dengan sifat kloroform yang mudah menguap akan membantu sampel untuk mudah bereaksi
BalasHapus