Minggu, 27 Oktober 2019

Perocbaan 6 Laporan Skrining Fituokimia Senyawa Bahan Alam (Akhir)


VI. Data pengamatan
1.   Pemeriksaan Alkaloid
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Dihaluskan simplisia disini kami menggunakan daun pandan, ditambahkan kloroform + silica. Setelah halus basahi dengan 10 ml kloroform, gerus lagi dan ditambahkan 10 ml kloroform amoniak 1/20 N dan gerus lagi. Kemudian saring pada tabung reaksi tambah  10 tetes asam sulfat 2N dikocok. Lapisan asam didekantasi dan dipindahkan kedalam 3 tabung reaksi dan ditambahkan 1 tetes reagen mayer, wagner, dan dragendorf.
-     Meyer
Pada uji Meyer, positif menghasilkan alkaloid dimana yang terbentuk yaitu adanya endapan putih.
-       Wagner
Pada uji wagner positif terbentuk alkaloid karena menghasilkan warna coklat.
-       Dragendorf
Pada uji Dragendorf, positif menghasilkan senyawa alkaloid, dimana warna yang dihasilkan berwarna orange.

2.   Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Haluskan simplisia buncis atau daun rambutan didalam Erlenmeyer dan ditambahkan 25 ml etanol diaduk, kemudian panaskan diatas penangas air. Disaring dalam keadaan panas diuapkan menggunakan penangas sehingga menghasilkan ekstrak etanol. 
      Setelah itu dititrasi dengan sedikit eter dan ditempatkan pada 2 lobang plat tetes, pada plat pertama ditambahkan 2-3 tetes anhidrida asam asetat. Pada plat kedua ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat.
a.    Steroid :
pada uji ini menghasilkan warna hijau dengan simplisia buncis ataupun rambutan.
b.   Terpenoid:
pada uji ini menghasilkan warna orange kemerahan dengan simplisia buncis, sedangkan pada daun rambutan tidak mengandung terpenoid.

3.   Pemeriksaan Flavonoid
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Dimasukkan ekstrak kulit batang nangka kedalam gelas piala kemudian ditambahkan 10 ml aquades dipanaskan sampai mendidih 5 menit. Setelah itu disaring, filtratnya dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu tambahkan pita Mg 1 ml HCl pekat dan 1 ml amil alcohol kemudian dikocok dengan kuat.


Uji positif, ditandai dengan adanya warna kuning pada lapisan amil alcohol

4.   Pemeriksaan Saponin
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Dimasukkan sampel buncis atau daun rambutan kedalam gelas piala kemudian ditambahkan 10 ml air panas dan didihkan selama 5 menit. Setelah itu saring, filtratnya digunakan sebagai uji dan kocok dalam tabung reaksi diamkan selama 10 menit, lalu tambahkan 1 ml HCl 2M.
·      Uji pada buncis, positif menghasilkan busa yang lumayan banyak dan busa bertahan sampai seminggu.
·      Uji pada daun rambutan, positif menghasilkan busa banyak tetapi busa tidak bertahan lama.

5.   Pemeriksaan Kuinon
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Simplisia tumbuhan daun pandan atau kayu manis di potong halus, kemudian diekstraksi dengan eter
Pada kedua tumbuhan ini positif mengandung kuinon dengan terbentuknya warna hijau dan coklat kehitaman mengikuti warna simplisia.

6.   Pemeriksaan Kumarin
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Ekstrak daun inai dideteksi keberadaan kumarin nya dengan cara ekstrak etanol dan methanol di kromatografi lapis tipis, dengan menggunakan eluen etil asetat atau etil asetat: methanol (9:1) atau (8:2)

Pada pemakaian TLC menghasilkan warna biru

VII. Pembahasan
a. pemeriksaan Alkaloid
Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organic yang terbanyak ditemukan di alam. Uji alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstrak bahan tumbuhan menggunakan asam yang dapat melarutkan alkaloid, bahan tumbuhan kemudian diekstrak dengan pelarut organic seperti kloroform, eter, dan sebagainya. Skrinning pada alkaloid ini kami menggunakan daun pandan sebagai simplisia yang akan diuji. Pada simplisia yang sudah dihaluskan ditambahkan dengan 10 ml kloroform dan digerus kembali dan ditambahkan dengan 10 ml kloroform amoniak 1/20 N. kemudian disaring pada tabung reaksi. Setelah itu ditetesi dengan 10 tetes asam sulfat 2N dan dikocok. Terakhir lapisan asam yang terbentuk tersebut didekantasi dengan cara dipindahkan kedalam 3 tabung reaksi dan ditambahkan 1 tetes reagen meyer, wagner, dan dragendorf. Reagen Meyer umumnya mengandung Kalium Iodida dan merkuri korida. Pada uji Meyer, hasil yang didapatkan yaitu positif karena ditandai dengan adanya endapan putih. Pada uji Wegner, juga positif mengandung alkaloid karena warna yang ditimbulkan berwarna coklat. Selanjutnya pada pereaksi dragendorf, pereaksi ini umumnya mengandung Bismut (III) nitrat, asam nitrat dan kalium Iodida. Pada uji dragendorf ini juga didapatkan hasil yang positif mengandung alkaloid pada sampel. Karena pada uji ini menimbulkan warna orange.
b. Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid
Pada pemeriksaan uji steroid dan terpenoid ini, kami menggunakan simplisia tanaman buncis dan juga daun rambutan. Simplisia yang telah dihaluskan ditambahkan dengan 25 ml etanol dan diaduk, kemudian kami panaskan diatas penangas air. Setelah dipanaskan, kemudian disaring dalam keadaan panas dan diuapkan menggunakan penangas kembali sampai menghasilkan ekstrak etanol. Setelah terbentuk ekstrak, dititrasi kembali dengan sedikit eter dan ditempatkan pada plat tetes. Pada plat tetes pertama ditambahkan dengan 2-3 tetes anhidrida asam asetat, dan pada plat tetes yang kedua ditambahkan dengan asam sulfat pekat. Sehingga hasil yang didapatkan pada uji steroid yaitu menghasilkan warna hijau dengan simplisia buncis ataupun daun rambutan berarti dapat disimpulkan pada buncis dan daun rambutan ini mengandung steroid. Sedangkan pada uji terpenoid simplisia buncis menghasilkan warna orange kemerahan berarti hal ini menandakan bahwa buncis juga mengandung terpenoid. Sedangkan pada daun rambutan tidak menimbulkan warna seperti pada buncis, hal ini berarti pada daun rambutan tidak mengandung terpenoid.
c. Pemeriksaan Flavonoida
Mula-mula kita masukkan kulit batang nangka yang sudah diekstrak kedalam gelas piala kemudian ditambahkan 10ml aquades dipanaskan sampaimendidih kurang lebih selama 5 menit. Disaring dan filtratnya dipakai sebagai larutan yang akan kita uji. Lalu filtrate dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan pita Mg, 1ml HCl pekat dan 1 ml amilalkohol kemudian dikocok dengan kuat. hasiluji flavonoid untuk sample dinyatakan positif, karena pengujian serbuk ekstrak menggunakan HCl pekat dan potongan pita Mg, dimana akan dihasilkan larutan yang berwarna kuning.
d. Pemeriksaan Saponin
Tahap awal kita masukkan ekstrak buncis dan rambutan masukkan masing-masing kedalam gelaspiala kemudian ditambahkan 10ml air panas dan didihkan selama 5 menit. Selanjutnya, kita saring dan filtratnya dipakai untuk larutan uji. Dimana filtrate dimasukkan kedalam tabung reaksi tertutup kemudian dikocok selama kurang lebih 10 detik dan diamkan selama 10 menit, lalu kita tambahkan 1ml HCl 2M. Uji pada Buncis, positif menghasilkan busa yang lumayan banyak dan busa bertahan sampai seminggu. Sedangkan Uji pada daun rambutan, positif menghasilkan busa banyak tetapi busa tidak bertahan lama.
e. Pemeriksaan Kuinon
Kita potong-potong halus tumbuhan kayu manis dan daun pandan ,kemudian ekstraksi dengan eter. Sample positif mengandung kuinon , dimana pada kayu manis menghasilkan larutan yang berwarna coklat kehitaman, sedangkan pada daun pandan menghasilkan larutan yang berwarna hijau. dimana warna yang dihasilkan ini mengikuti dari simplisia yang digunakan.
f. Pemeriksaan Kumarin
Pada pemeriksaan kumarin ini, kita menggunakan tumbuhan daun inai yang di ekstrak dengan methanol atau etanol dengan kromatografi lapis tipis (TLC), selanjutnya menggunakan eluen etil asetat atau etil asetat:methanol (9:1) atau (8:2). Pada simplisia ini positif menghasilkan larutan yang berwarna biru.

VIII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1. Skrinning fitokimia merupakan pemeriksaan kimia terhadap senyawa aktif biologis dari bahan alam yang terdapat pada simplisia tumbuhan. Skrinning fitokimia ini dapat dilakukan dengan teknik destilasi maupun ekstraksi.
2. Pada skrinning fitokimia ini menggunakan pereaksi larutan yang sesuai. Pada alkaloid menggunakan pereaksi wagner, pereaksi meyer, dan dragendorf. Sedangkan pada jenis steroid dan terpenoid dapat digunakan dengan pereaksi Liebermann Buchard, dan untuk identifikasi flavonoid dapat menggunakan pereaksi shinoda dan larutan NaOH 10%.

Permasalahan:
1. Mengapa pada pemeriksaan uji kumarin pada simplisia harus menggunakan eluen etil asetat dan metanol yang sebanding?
2. Pada uji saponin dengan sampel buncis dan daun rambutan sama-sama positif mengandung saponin karena telah menghasilkan busa. Namun, mengapa busa yang dihasilkan pada buncis lebih bertahan lama dibandingkan busa yang dihasilkan oleh daun rambutan ?
3. Mengapa pada uji alkaloid di tahap akhir, dilakukan perlakuan berbeda terhadap dua permukaan plat tetes?

1 komentar:

  1. 3. Setelah Ester dilalui pada ekstrak pekat alkaloid selanjutnya eter tersebut diletakkan di atas dua permukaan plat tetes, dua permukaan plat tetes tersebut yang telah ditetesi eter alkaloid akan di berikan perlakuan yang berbeda, di mana yang salah satunya menggunakan asam sulfat dan salah satunya tidakjika warna yang pertama itu menghasilkan warna hijau dan yang kedua mengandung warna hijau maka dia positif mengandung alkaloid

    BalasHapus