Senin, 30 September 2019

Percobaan 5 Laporan Pembuatan Senyawa Organik Asam Benzoat Dan Benzil Alkohol (Akhir)


VII. data pengamatan
Prosedur Kerja
Pengamatan
Dilarutkan 27 gr kalium padat dalam 25ml air disebuah Erlenmeyer dan dituangkan pada larutan 29ml benzaldehid yang baru didestilasi, kocok sampai terjadi emulsi dan diamkan selama 10 jam dalam sebuah tempat tertuttup
Terbentuk emulsi berwarna coklat
Ditambahkan air 110ml ,larutan dipindahkan dalam corong pisah, diekstraksi tiga kali dan kocok kuat-kuat kemudian diamkan sebentar
Emulsi larutan berwarna coklat muda, dan timbul bau seperti balon, terbentuknya lapisan atas dan bawah
Dipisahkan lapisan atas dan bawah ,destilasi lapisan atas didinginkan dan di kocok kemudian ditambahkan 5ml larutan jenuh bisulfat
Warna menjadi coklat tua dan keruh , saat ditambahkan natrium bisulfit warna kembali pucat dan terbentuk 2 lapisan
Dicuci dengan 10ml natrium karbonat (10%) dan dikeringkan dengan menambahkan 5 gr anhidrat magnesium sulfat kemudian saring dan destilasi
Muncul endapan berwarna putih susu dan timbul panas
Disaring endapan ,dicuci dan diuapkan periksatitik lelehnya
Terdapat endapan putih (filtrate),saat diuapkan berbentuk Kristal berwarna putih, Kristal tersebut merupakan asam benzoate






















VIII. pembahasan
Percobaan pembuatan yang dilakukan untuk pembuatan asam enzoat dan benzyl alcohol dari benzilaldehid adalah prinsip reaksi canniazaro. Telah di ketahui berdasarkan literature bahwa reaksi cannizaro merupakan reaksi dimana aldehid-aldehid yang tidak memiliki hidrogen alfa bereaksi dengan basa kuat mengalami oksidasi dan reduksi secar serentak atau disproporsionasi yaitu separuh senyawa aldehid tereduksi menghasilkan alcohol primer dari separuh lagi teroksidasi menjadi asam karboksilat. Reaksi inilah yang dimanfaatkan untuk memperoleh asam benzoate yang merupakan golongan asam karboksilatnya dan sekaligus memperoleh benzyl alcohol yang merupakan golongan alcohol. Aldehid yag digunakan pada percobaan ini adalah benzaldehid.
Benzaldehid merupaka senyawa aldehid siklik yang tidak memiliki hidrogen alfa sehingga senyawa ini dapat direaksikan menggunakan reaksi cannizaro. Reaksi cannizaro dapat terjadi jika aldehid aromatic dan yang tidak memiliki hidrogen alfa bereaksi dengan basa kuat sehingga menyebabkan teradi reaksi reduksi dan oksidasi. Basa kuat yang digunakan dalam percobaan yaitu KOH. Pembuatan larutan KOH ini berlangsung secara eksoterm karena ada panas yang dihasilkan saat proses pencampuran.
Pada prosedur permulaaan, pertama, 27 gr kalium hidroksi padat direaksikan dengan 25ml air dalam sebuah Erlenmeyer. Dan kemudian direaksikan lagi dengan 29 ml benzaldehid. Kemudian campuran ini didiamkan selama 1 jam serta campuran ini ditutup rapat. Pembuatan ini berlangsung secara endoterm karena ada panas yang dihasilkan saat proses pencampuran. Kemudian dilarutkan endapan kalium benzoate dengan kira-kira 110ml air aquades. Campuran ini kemudian dipindahkan larutan kedalam corong pisah, kemudian dilakukan ekstraksi tiga kali. Ekstraksi ini dilakukan dengan 30ml eter. Kocok kuat-kuat, diamkan sebentar hingga terjadi dua lapisan cairan,yaitu lapisan larutan dalam eter dan lapisa larutan dalam air. Pisahkan kedua lapisan tadi, kemudian dikerjakan tiap-tiap lapisan tadi melalui proses tertentu

IX. kesimpulan
1. Benzaldehid merupakan suatu senyawa aldehid yang mempunyai gugus karbonil yang dapat mengalami reaksi adisi nukleofilik dimana ion karbon dapat dihasilkan dari senyawa aldehid yang memiliki H alfa dengan basa kuat
2. Reaksi yang terjadi adalah reaksi cannizarro dimana aldehid yang tidak memiliki hydrogen alfa bereaksi dengan basa kuat mengalami oksidasi dan reduksi serentak atau diproposikan menjadi asam benzoat atau benzil alkohol

Permasalahan:
1. tolong anda jelaskan apakah penambahan HCL pada prosedur akhir dapat kita abaikan? Jika tidak tolong jelaskan!
2. Pada perlakuan  saat kalium hidroksi dicampurkan dengan benzaldehid yang baru didestilasi itu didiamkan selama 1 jam.Jika perlakuan itu tidak menunggu selama 1 jam apa yang terjadi? Dan  apa tujuan didiamkan selama 1 jam?
3. tolong anda jelaskan apa faktor yang sangat berperan penting dalam percobaan ini untuk mendapaatkan hasil yang bagus!?

Minggu, 29 September 2019

Percobaan 4 Pembuatan Senyawa Organik Ester Metil Salsilat (Minyak Gandapura) (Akhir)


VI. Data pengamatan

Perlakuan
Hasil Pengamatan
Labu dasar bulat yang berisi campuran asam salisilat 28 gr, methanol 81ml, dan asam sulfat pekat 8 ml, dikocok.
Larutan berwarna bening
Selanjutnya, refluks selama 1,5 jam biarkan campuran menjadi dingin kemudian destilasi dengan penangas air. Setelah destilasi dinginkan larutan dan tuang kedalam corong pisah + 250ml air kocok kuat-kuat
Terbentuknya 2 lapisan zat cair
Tambahkan lauran NaHCO3 dan magnesium sulfat
Mengeringkan ester salisilat
Saring dan filtratnya langsung ditampung dalam labu destilasi, kemudian destilasi diatas penangas
Terbentuk bau khas seperti balsam
Di dinginkan
Larutan bening dan bau balsam

VII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu percobaan Pembuatan Senyawa Organik Ester Metil Salisilat (Minyak Gandapura), kami lakukan hingga prosedur akhir. Pada percobaan ini kami mensintesis metil salisilat dengan mereaksikan asam salisilat dan metanol serta menambahkannya dengan asam sulfat pekat sebagai katalisatornya.
Perlakuan pertama yang kami lakukan yaitu memasukkan 28 gr asam salisilat, 81 ml metanol dan 8 ml asam sulfat pekat yang kemudian kami kocok. Kami melengkapi labu dengan pendingin air, lalu kami destilasi dan kemudian kami diamkan hingga campuran menjadi dingin. Di sini seharusnya kami melakukannya dengan refluks, berhubung di laboratorium kami alat refluksnya bocor jadi kami melakukannya dengan destilasi. Lalu kami destilasi kembali untuk mengeluarkan sisa metanol dan memanaskan di atas penangas air. Setelah metanol habis terdestilasi, kami hentikan destilasinya dan kami biarkan larutan tersebut dingin.
Selanjutnya larutan yang awalnya di labu destilat tadi kami pindahkan ke dalam corong pisah yang kemudian kami campurkan dengan 250 ml air lalu kami kocok kuat-kuat agar terbentuk 2 lapisan zat cair. Kemudian kami pisahkan lapisan natrium salisilat yang terbentuk dan air yang tersisa sehingga yang tersisa hanya metil slisilat. Natrium salisilat tebentuk dari hasil reaksi antara natrium bikarbonat dan salisilat yang berfungsi untuk menarik sisa air yang terdapat pada sample.
Alirkan lapisan ester (lapisan bawah) ke dalam labu destilat, sampai bebas asam tambahkan larutan jenuh NaHCO3, di mana NaHCO3 nya itu sendiri untuk menarik zat pengotor dan dimaksukkan untuk menetralkan kelebihan asam ataupun sisa asam setelah reaksi berlangsung. Kemudian kami menambahkan anhidrida magnesium sulfat untuk mengeringkan ester salisilat selama 30 menit, saring dan filtratnya langsung ditampung dalam labu destilasi, kemudian destilasi di atas penangas air. Kami menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia yang berisi air di mana labu destilat diletakkan di atasnya. Batu didih ini berfungsi untuk mencegah letupan pada proses pemanasan ini.
Selain itu kami juga menutup celah kondensor dengan aluminium foil yang berfungsi untuk mencegah pelepasan uap selama proses pemanasan dan juga untuk mengetahui aroma dari metill salisilat yang terbentuk. Setelah larutan didestilasi maka akan tercium bau khas seperti balsam, maka saat itu kami catat suhu pada waktu destilat ditampung dan terbentuk minyak gandapura. Tetapi jika suhu masih jauh dibawa titik didih metil salsilat 115oC kita murnikan kembali pada metli salisilat yang ditampung dengan mendestilasi lagi, kemudian periksa indeks bias metil salisilat yang murni ini.

VIII. kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah
1)    Benzaldehid merupakan suatu senyawa aldehid yang mempunyai gugus karbonil yang dapat mengalami reaksi adisi nukleofilik dimana ion karbon dapat dihasilkan dari senyawa aldehid yang memiliki H alfa dengan basa kuat

2)    Reaksi yang terjadi adalah reaksi cannizarro dimana aldehid yang tidak memiliki hydrogen alfa bereaksi dengan basa kuat mengalami oksidasi dan reduksi serentak atau diproposikan menjadi asam benzoate atau benzyl alcohol.

Permasalahan
1. jelaskan apa faktor yang sangat mempengaruhi hasil dari praktikum kali ini!
2. Asam sulfat digunakan sebagai katalisator, namun perlu dibantu pula dengan pemanasan. Apakah asam sulfat bisa digantikan dengan katalisator lain sehingga tidak perlu digunakan pemanasan?
3.   Pada percobaan kali ini kita menambahkan NaHCO3 dan anhidrida magnesium pada lapisan bawah (ester). Menurut anda apakah bisa jika kita langsung menambahkan anhidrida magnesium saja tanpa menambahkan NaHCO3 tersebut?

Jumat, 27 September 2019

Percobaan 3 Laporan Pembuatan Asam Asetil Salisilat (Aspirin) (Akhir)


VII.  Data Pengamatan

No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1
Dalam labu Erlenmeyer 100ml, masukkan 2,5 gram asam salisilat kering, 4 ml anhidrida asam asetat dan 2 tetes H2SO4 pekat.
Warna tidak ada perubahan karena mempunyai warna yang sama
2
Kocok campuran sambil dipanaskan di penangas air pada suhu 50-60oC selama kurang lebih 15 menit
Terlihat asam salisilatnya telah terhomogenkan secara sempurna
3
Tambahkan 50ml air ke dalamnya secara hati-hati dan dinginkan campuran dalam ice bath. Saring kristal yang terbentuk dengan pompa isap dan cuci dengan air es/air dingin.
Terlihat ada bubuk-bubuk yang belum terlihat seperti Kristal
4
Rekristalisasi: masukkan produk aspirin yang terbentuk dalam Erlenmeyer, tambahkan lebih kurang 5ml ettanol-air 50% dan panaskan Erlenmeyer di atas hot plate sapai sama kristal melarut.
Warna tidak berubah hanya saja teksturnya saja yang berubah menjadi larut.
5
Dinginkan filtrate, bila mulai terbentuk kristal masukkan Erlenmeyer ke dalam ice bath selama 15 menit.
Telah menjadi benih-benih Kristal
6
Saring kristal yang terbentuk menggunakan pompa isap, cuci dengan air dingin dan biarkan kristal mengering.
Timbang produk yang telah dihasilkan
Terbentuk Kristal tajam seperti Jarum

VIII. Pembahasan
Aspirin atau asam asetilsaksilat adalah senyawa turunan dari asam sausilat yang dimodifikasi gugus hidrosik fenoliknya, yang digunakan sebagai analgesic-antiseptik, antilnflamasi dan antiplatat. Asam salisilat adalah senyawa golongan asam karboksilat yang sifatnya sangat iriatif yang mempunyai bentuk Kristal tak berwarna dan larut dalam air dan pelarut organic. Pembuatan aspirin atau asam asetil salisilat di klasifikasikan sebagai reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi adalah secara umum salah satu antara asam alkanoat dan alkanol membentuk ester dan air. Esterifikasi dapat dilakukan dengan mereaksikan asam dan alcohol dengan adanya asam kuat pekat sebagai katalis. Prosesnya adalah suatu kesetimbangan yang dipercepat oleh ion hidrogen. Factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan proses esterifikasi adalah katalisator dan suhu reaksinya. 
Dalam percobaan, asam sasilisat kering ditimbang 2,5 gram, diletakkan dalam erlenmayer, asam salisilat ini bertindak sebagai reagen utama untuk membuat aspirin, penambahan 4 ml asam asetat glasial dan 2 tetes H2SO4 pekat sebagai katalis dilingkungan asam. Sebenarnya penggunaan seharusnya yaitu anhidrida asetat dimana anhidrida ini memiliki 2 gugus karboksilat/ ester yang lebih baik disbanding asam asetat glasial yang hanya memiliki 1 gugus -COO- jika dibandingan dengan strukturnya.
Proses pembuatan aspirin, dilakukan pemanasan selama beberapa menit, tujuan pemanasan adalah melarutkan campuran dan mempercepat reaksi esterifikasi. Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Kecepatan esterifikasi kimia akan meningkat 2x dengan kenaikan suhu. Penambahan air memiliki tujuan mengikat anhidrida berlebih agar tidak mengganggu reaksi berikutnya. Dalam prosesnya juga dilakukan rekristalisasi, ini memiliki fungsi didapatkan Kristal murni bebas dari residu, pencucian biasanya dengan pelarut air dan alcohol. Untuk memperoleh Kristal murni, campuran dibekukan kembali dalam ice bath. Kemudian disaring, Kristal inilah yang dimaksud dengan produk aspirin (asam asti salisilat). Adapun berat Kristal didapat yaitu 4,3 gram. Kristal bewarna putih padat, walaupun pada umumnya berbentuk jarum.

IX. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa massa produk aspirin yang dihasilkan tidak sesuai dengan berat/massa aspirin seecara teori. Berdasarkan teori massa dari produk harus 3,6 gram. Sedangkan percobaan 4,3 gr, agak lebih besar , ini dapat terjadi kemungkinan Kristal produk belum murni hilang kandungan airnya.


X. Daftar Pustaka
Darusman.2008.kimia organic jilid 3.jakarta:Kalman media.
Haryani.2010.sintesis organic minyak atsiri.jakarta:PT.Press media.
Syukri.2008.kimia organic.bandung.:IPB press.

pertanyaan:

1. Jelaskan Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dari praktikum kita kali ini! dan jelaskan mengapa hasil yang kita dapat hanya sedikit.

2. Pada percobaan kali ini kita harus menjaga suhu pembentukan asam asetilsalisilat tersebut 50-60 °c Bagaimana jika suhu pemanasan pembentukan asam asetilsalisilat dinaikkan menjadi 70 – 80 °c?

3. Tolong anda jelaskan apa guna dari penambahan asam Sulfat Pekat pada percobaan kali ini!

Selasa, 24 September 2019

Percobaan 2 Pembuatan Senyawa Organik Asam Oksalat (Akhir)


VII. Data Pengamatan

No
Prosedur Kerja
Pengamatan
1.
20 gr gula pasir + asam nitrat pekat 100 ml
Larutan berwarna bening kecoklatan
2.
Larutan dipanaskan
Timbul gas berwarna coklat yaitu berupa gas NO2
3.
Ditambahkan 20 ml air pada larutan + 20 ml asam nitrat pekat 
Tidak timbul gas NO2 tetapi larutan masih berwarna coklat
4.
Tambahkan 40 ml air hingga diuapkan menjadi 20 ml
Larutan menjadi berwarna putih
5.
Didinginkan dalam es batu
Terbentuk Kristal asam oksalat yang berwarna putih

VIII. Pembahasan
Pada percobaan mengenai pembuatan senyawa oraganik asam oksalat kami melakukan pengulangan beberapa kali, dan Alhamdulillah pada kali ini kami melakukannya dengan benar. Berdasarkan literature, glukosa ini memiliki sifat fisik yang larut dalam air dingin dan semua temperature. Masing-masing dari monosakarida tersebut dapat dioksidasi dengan asam kuat, asam kuat ini akan bertindak sebagai oksidator kuat. Asam nitrar (HNO3) mempunyai sifat fisika yang mana larutan tak berwarna, larut sempurna dalam air.
Untuk sifat kimianya dapat berfungsi sebagai asam kuat berbasa satu dan dapa bereaksi langsung dengan alkali, oksida dan bahan dasar pembentuk garam. Reaksi pembentukan asam oksalat merupakan reaksi oksidasi sukrosa dengan HNO3 pekat, campuran mula-mla akan menjadi orange kecoklatan, sebagai hasil perlakuan pemanasan hingga mendidih pada penangas air, karnea pemanasan hingga mendidih menyebabkan terbentuk dan timbulnya uap berwarna kecolatan berupa gas nitro (NO­2). Pada percobaan ini dulakukan diluar ruangan tanpa lemari asam, karena lemari asam masih belum tersedia yang bagus.
Padahal dari literature yang ada diketahui bahwa uap gas NO2 yang timbul memiliki toksisitas serta bersifat karsinogenik, apabila terhirup oleh saluran pernafasan secara langsung. Setelah uap atau gas NO2 telah terbentuk, reaksi selanjutnya yang berlangung yaitu pendiaman selama beberapa menit, proses ini dilakukan agar reaksi pembentukan asam oksalat dapat terjadi, karena jika terus dilakukan pemanasan berlebih, hasil yang didapatkan adalah asam formiat dan gas CO2, selain itu reaksi akan mengalami pendinginan beberapa saat, merubah uang colat NO2 berkurang, dan campuran dari larutan menjadi coklat pekat.
Setelah dingin, dipisahkan campuran dari labu dasar datar, disini larutan pekat akan digunakan untuk tahap selanjutnya, padahal pada prosedur yang dilakukan percobaan adalah hasil pencucian sisa dari zat yang masih ada dalam labu. Tapi tujuan dilakukanya hal ini adalah untuk membaningkan apakah Kristal asam oksalat terbentuk atau tidak pada masing-masing larutan. Jadi larutan hasil pemisahan ditambah aquades dan diuapkan sampai volume sisa yang diinginkan, sebenarnya pada proses penguapan ini hanya untuk mendapatkan Kristal murni asam oksalat lebih baik, adapun yang menuap adalah air, proses penambahan HNO3 pekat 5 ml juga dilakukan untuk membuat produk asam oksalat lebih banyak terbentum proses ini dilakukan dengan pemanasan berulang pada penangas air sam[ao didapat volume sisa campuran yang diinginkan.
IX. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan sintesis asam oksalat ini adalah :
1.   Pembuatan asam oksalat dapat dilakukan dengan menggunakan bahan dasar zat organic berupa gula pasir dengan penambahan oksidator kuat berupa asam nitrat pekat (HNO3).
2.   Pada sintesis asam oksalat ini terjadi reaksi oksidasi dengan menggunakan oksidator kuat berupa asam nitrat pekat yang mempunyai fungsi memecahkan molekul gula sehingga terbentuk Kristal asam oksalat berwarna putih.  
3.   Asam oksalat ini berwujud padat yaitu berbentuk Kristal putih dengan titik leleh 187ºC. asam oksalat ini dalam kehidupan sehari-hari berfungsi sebagai bahan pelapis besi.

XI. Daftar pustaka
Grace. 2008. Kimia Organik edisi 6. Jakarta: Kalman Media
Irwandi. 2014. experiment of organic chemistry.Jakarta: PT. Press media.
Sulistiyo, R. 2015. Sintesis salinsikilinilida dari komponen utama minyak gandapura. Kimia student journal. Vol 1. No. 1
Suratmo, Rurini R., Devinia A. 2013. Sintesis N,N-dietil 2 hidroksibenzamida menguatkan metil salisilat dari minyak gandapura. Jurnal Natural. Vol 2. No. 1

Pertanyaan:
1. pada percobaan ini kita menggunakan NaHNO3 setelah kita memindahkan zat dari corong pisah ke Erlenmeyer. Jelaskan apa kegunaan di tambahkan NaHNO3 jenuh tersebut?
2. Pada percobaan ini, asam sulfat digunakan sebagai katalisator, namun perlu pula dilakukan dengan pemanasan. Jika kita mengganti katalisator nya dengan kemampuan katalis yang sama kuat, apakah hasil yang kita dapat akan tetap sama? Atau malah akan memberikan hasil yang berbeda?
3. pada percobaan kali ini. Faktor apakah yang menentukan atau yang membuat kita yakin bahwa hasilnya akan bagus, dan pada penambahan/ prosedur apa yang membuat hasilnya jelek jika terjadi kesalahan?

Minggu, 22 September 2019

Potensi Pemanfaatan Terpenoid Untuk Makhluk Hidup


Potensi Pemanfaatan Terpenoid Untuk Makhluk Hidup
Pada post sebelumnya kita sudah mempelajari tentang keragaman dan keunikan struktur terpenoid kali ini kita membahas tentang pemanfaatan nya untuk makhluk hidup.
Berikut macam-macam senyawa terpenoid beserta manfaatnya:

- Monoterpen adalah klasifikasi dari terpenoid yang paling sederhana. Monoterpen berupa minyak atsiri yang tidak berwarna, tifdak larut dalam air, mudah menguap, serta memilki bau yang harum. Senyawa monoterpenoid dibagi menjadi tiga golongan, yaitu asiklik, monosiklik, dan bisiklik. Untuk monoterpen golongan asiklik contohnya dalah geraniol, dan linalool. Monosiklik contohnya seperti α-terpinol dan limonene. Sedangkan bisiklik seperti α-pinena, dan kamfor.

- Seskuiterpen merupakan senyawa terpenoid dengan atom C 15. Seskuiterpen ditemukan sebgai minyak atsiri, serta berperan penting dalam memberikan aroma pada buah dan bunga. Namun ada pula beberapa seskuiterpen yang ditemukan sebagai racun.
Sesquiterpen bermanfaat sebagai pengusir serangga, insektisida.  Contoh senyawa seskuiterpen yaitu fernesol, γ-bisabolena, dan santonin.

-Diterpenoid, Senyawa terpenoid golongan diterpenoid mengandung atom C 20. Senyawa ini biasanya tidak ditemukan dalam minyak atsiri. Diterpenoid banyak ditemukan dalam senyawa asiklik yaitu fitol dalam bentuk ester yang ditemukan dalam klorofil.
Senyawa terpenoid ini berfungsi sebagai fungisida, racun serangga, dan anti tumor.

- Triterpen merupakan senyawa terpenoid degan 30 atom C. Karakteriktik dari senyawa triterpen yaitu tidak berbau, bentuk Kristal, dan memilki titik leleh tinggi.
Senyawa triterpenoid ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu triterpenoid trisiklik, tetrasiklik, dan pentasiklik. Triterpenoid tetrasiklik berkaitan degan biosintesis steroid yaitu lanosterol. Terpenoid pentasiklik yaitu α-amirin dan β-amirin.
Triterpenoid merupakan komponen aktif dalam tumbuhan obat yang banyak digunakan sebagai obat diabetes, gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati, dan malaria.

- Tetraterpen merupakan klasifikasi senyawa Terpenoid dengan atom C 40. Tetraterpen yang paling popular adalah karotenoid. Senyawa tetraterpenoid ini berupa asiklik, monosiklik, atau bisiklik.

Permasalahan :
1. untuk membuat obat yang memiliki fungsi dan mafaat yang lebih bagus tentunya kita harus menemukan dan meneliti tumbuhan-tumbuhan yang hidup di tempat yang ekstrime. Apakah terpenoid yang terkadung dalam tumbuhan yang tumbuh di daerah ekstrem tersebut dapat mengobati penyakit tingkat tinggi seperti kanker dan lainnya untuk  menggantikan obat-obatan sintesis?
2. seperti yang sudah kita pelajari bawha terpenoid itu juga terdapat didalam hewan bukan hanya tumbuhan saja. Tentunya pada tumbuhan digunakan untuk obat-obatan ataupun pelindung dari penyakit sebagai imun tubuh. Namun sekarang ada juga obat-obatan yang di hasil hewan. Apakah metode yang digunakan untuk mengambil terpenoid dari hewan tersebut sama dengan cara kita mengambil atau memisahkan terpenoid dalam tumbuhan?
3. kunyit merupakan salah satu bahan alam yang dipercaya dapat meredakan nyeri pada saat haid, dimana kunyit ini mengandung minyak atsiri yang merupakan senyawa terpenoid. Bagaimana proses keterlibatan bioaktivitas senyawa terpenoid yang ada dalam kunyit sehingga dapat meredakan nyeri saat haid?

Sabtu, 21 September 2019

Percobaan 5 Laporan Pembuatan Senyawa Organik Asam Benzoat Dan Benzil Alkohol (Awal)


I.     JUDUL: Pembuatan Senyawa Organik Asam Benzoat Dan Benzil Alkohol

II.   HARI/TANGGAL: RABU/ 18 SEPTEMBER 2019

III. TUJUAN:  adapun tujuan dari percobaan kali ini adalah
- Dapat memahami reaksi oksidasi dan reduksi aldehid yang tidak memiliki H alfa.
- Dapat memahami reaksi yang terjadi pada senyawa aldehid akibat penambahan basa kuat.
- Dapat mempelajari cara pembuatan asam benzoat dan benzil alcohol.

IV. LANDASAN TEORI
Asam pikrat memiliki sifat mudah meledak atau merupakan senyawa kimia eksplosif. Asam pikrat merupakan produk sintesis secara elektrofilik antara asam nitrat dan fenol hingga menghasilkan 2,4,6-trinitrofenol. Asam pikrat memiliki karakteristik fisik berupa kristalin kuning dan merupakan senyawa yang sangat beracun.
Reaksi substitusi elektrofilik aromatik terjadi ketika pindahnya atom hidrogen (proton) aromatik oleh suatu gugus atau spesi elektrofilik. Pembuatan asam pikrat didasarkan pada reaksi substitusi elektrofilik dengan penambahan fenol dan HNO3 serta H2SO4 ke dalam campurannya (Harvey, 2000).
Pada penggunaan asam benzoat perlu dibatasi. Pembatasan penggunaan asam benzoat ini bertujuan agar tidak terjadi keracunan didalam tubuh. Konsumsi yang berlebihan dari asam benzoat dalam suatu bahan makanan tidak dianjurkan karena jumlah zat pengawet yang masuk ke dalam tubuh akan bertambah dengan semakin banyak dan seringnya mengkonsumsi. Lebih-lebih lagi jika dibarengi dengan konsumsi makanan awetan lain yang mengandung asam benzoat. Asam benzoat mempunyai ADI 5 mg per kg berat badan (permenkes,1988).
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan reaksi cannizzaro serta memisahkan dan memurnikan hasil yang diperoleh dengan metode destilasi berdasarkan perbedaan titik didihnya.  Salah satu teknik yang digunakan untuk membuat asam benzoat dan benzil alkohol adalah dengan melakukan suatu reaksi cannizzaro.
Reaksi cannizzaro merupakan reaksi dimana aldehid tidak mempunyai atom hidrogen jika bereaksi dengan basa kuat akan mengalami oksidasi dan reduksi serentak atau disproposionasi menjadi alkohol dan asam karboksilat. Prinsip dasar dari reaksi cannizzaro adalah dengan mereaksikan benzaldehid dengan KOH yang akan menghasilkan benzil alkohol dan asam benzoat. Reaksi cannizzaro biasanya digunakan dalam industri cat dan industri makanan instan untuk menghasilkan benzil alkohol dan asam benzoat (Wade,2013).
Proses reaksi sebagai subtitusi atom hidrogen, reaksi nitrasi juga dapat dilakukan dengan subtitusi spesi atau gugus lain seperti, halida, sulfonat dan asetil. Reaksi nitrasi merupakan suatu reaksi yang berpengaruh pada industri sintesa bahan organik. Garis besar penggunaannya meliputi aspek bahan pelarut (solvent), pewarna, farmasi, peledak, maupun bahan antara untuk produk lebih lanjut. Sementara maksud dari reaksi substitusi elektrofilik yaitu reaksi paling utama dari senyawa aromatik dimana elektrofilik (E+) akan bereaksi dengan cincin aromatik dengan mengantikan satu atom hidrogen (Riswiyanto, 2009).

V.   ALAT DAN BAHAN
5.1. ALAT:
a.       Erlenmeyer 250ml
b.      Corong pisah
c.       Pendingin (kondensor)
d.      Termometer
e.       Labu dasar datar 300ml
f.       Labu destilasi
5.2. BAHAN:
a.       KOH 27gr
b.      Larutan natrium bisulfit 20ml
c.       Asam klorida pekat 75ml
d.      Benzaldehid 29ml
e.       Eter 120ml
f.       Larutan natrium karbonat 10ml
g.      MgSO4 5gr

VI. PROSEDUR KERJA
Untuk membuat senyawa organik asam asam benzoat dan benzil alkohol:
1. Dilarutkan 27gr kalium hidroksida padat dalam sebuah erlenmeyer
2. Dituangkan larutan ersebut kedalam labu dasar datar yang berisi 29ml benzaldehid yang baru didestilasi
3. Dikocok sampai terjadi emulsi dan didiamkan selama 10 jam
4. Ditambahkan air 110ml untuk melarutkan benzoat yang mengendap
5. Di pindahkan kedalam corog pisah kemudian diekstraksi 3kali masing-masing menggunakan eter 30ml
6. Dikocok kuat dan didiamkan sebentar untuk melihat pemisahan antara larutan dalam eter dan larutan dalam air
7. Dipisahkan kedua lapisan tersebut dan dikerjakan tiap lapisan dalam proses tertentu
8. Dalam lapisan atas (larutan dalam eter) dimasukkan kedalam labu destilasi untuk memisahkan eternya sampai volumenya tinggal 300ml
9. Didinginkan dalam destilasi dan dikocok beberapa kali dan masing masing menambahkan 5ml larutan jenuh natrium bisulfit untuk mengusir benzaldehida yang masih ada
10. Dicuci dengan 10ml larutan natrium karbonat 10%
11. Dikeringkan dengan menambahkan 5gr anhidrida magnesium sulfat
12. Disaring destilatnya dan ditampung dalam labu destilatnya
13. Destilasi untuk memisahlan eter yang masih ada, dengan memanaskannya diatas penangas air hingga suhunya mencapai 200-206oc pada wadah yang bersih dan kering. Bila suhunya tidak mencapai 200oc maka perlu dilakukan pemurnian lagi  dengan mendestilasi destilat tersebut lagi. Bila destilat yang ditampung mendekati 200oc maka periksa indeks biasnya
14.  Larutan dalam air (lapisan bawah) yaitu kalium benzoat, dimasukkan 75ml asam klorida pekat, dalam 75ml air sambil diaduk dan 100gr es.
15.  Dilihat endapan benzoat, disaring, dicuci dengan air, kemudian  diuapkan kristal benzoat. Periksa titik lelehnya.

Permasalahan:
1. pada saat toluene dioksidasi dengan permanganate, maka akan terjadi deprotonasi lalu membentuk asam benzoate. Kenapa deprotonasi terjadi saat toluene dioksidasi dengan permanganate?
2. sebelum di lanjutkan di proses lebih lanjut benzyl alcohol dalam harus di tambhkan larutan natrium bisulfit. Mengapa hal tersebut harus dilakukan? Apa kah akan berbeda hasilnya jika kita lanjutkan tanpa ditambahkan natrium bisulfit.
3. Pada saat penambahan basa kuat reaksi apa yang akan terjadi jika menghasilkan senyawa alkohol dan garam karboksilat? jelaskan reaksi yang terjadi kenapa bisa sampai alkhol yang dihasilkan!