Pembuatan Senyawa Organik Ester Metil Salsilat (Minyak Gandapura)
I.
Judul : Pembuatan Senyawa
Organik Ester Metil Salsilat (Minyak Gandapura)
II. Tujuan : a. Dapat memahami
cara pembuatan minyak gandapura secara sintesis dari asam salisilatdan methanol
b.
Dapat mengetahui minyak gandapura merupakan ester karboksilat
c.
Dapat menentukan sifat-sifat dan kimia dari minyak gandapura
d. Dapat mengetahui jenis reaksi
pembuatan minyak
III.
Landasan Teori
Metil salisilat adalah senyawa
organic dan merupakan ester. Ester merupakan kombinasi antara asam organic dan
alcohol. Metil salisilat juga dikenai sebagai minyak gandapura dan biasanya
ditemukan ditanaman. Digambarkan sangat aromatis cairan agak kuning,
diperkirakan ditanaman. Digambarkan sangat aromatis cairan agak kuning,
diperkirakan menjadi pelindung untuk tanaman yang menghasilkaan minyak.
Sekarang metil salisilat disintesi dan didapatkan dari esterifikasi asam
salisilat dengan methanol. Gandapura merupakan tanaman minyak astiri yang cukup
potensial, karena mengandung metil salisilat yang sangat tinggi dan banyak
digunakan dalam industry, makanan, minuman, farmasi, maupun dalam bidang
kosmetik (irwandi, 2004).
Macam-macam produksi metil salisilat
yaitu : destilasi uap, metode ini digunakan pada produksi bahan baku dan
tangkai, bunga dan rimpang Gaultheria Procumbens. Ekstraksi meserasi, proses
ekstraksi harus memenuhi range specific gravity sebesar 1,176 – 1,182 dan titik
didih 219o – 284o untuk mendapatkan xied sebesar 99%.
Esterifikasi dengan katalis penukar kation, yaitu dengan resin penukar ion
(positif), terakhir yaitu proses esterfikasi dengan katalis H2SO4,
yaitu dimulai dengan mensintesis asam salisilat melalui proses karboksilasi,
lalu direaksikan dengan methanol dalam esterifikasi menggunakan katalis asam
sulfat. Proses ini pertama kali ditemukan oleh Kolbe pada tahun 1859, kemudian
dimodifikasi oleh schmutt.karena fasa reaktan = fasa katalis, maka pemisahan
produk dan katalisnya dilakukan dengan cara menambahkan sodium karbonat
kemudian endapan dipisahkan melalui filtrasi dan lalu didestilasi untuk mendapatkan
produk murni (Grace, 2008).
Dalam jurnal Sulistyo (2015), minyak
gandapura diperoleh melalui proses penyulingan dari daun dan gagang tanaman
gandapura. Minyak gandapura dalam perdagangan Internasional dikenal dengan
istilah winttergenoil. Komponen utaman minyak gandapura adalah senyawa metil
salisilat yang banyak digunakan dalam industry obat-obatan, bahan pewangi, serta
Industri makanan, danminuman. Kandungan metil salisilat dalam minyak gandapura
mencapai 91-98%.metil salisilat merupakan turunan dari asam salisilat yang
berwarna kuning dengan bau menyengat seperti salep. Sifatnya tidak larut dalam
air tetapi larut dalam alcohol dan eter. Metil salisilat merupakan senyawa
ester yang sering digunakansebagai bahan baku pembuatan obat salep (lotion)
yang dapat mengobati sakit otot. Metil salisilatsudah banyak dikembangkan
menjadi senyawa ion,misalnya asam asetil salisilat turunan metil salisilat
yaitu diubah menjadi salisilatnilida.
Telah dilakukan sintesis N,N dietil
2 hidroksibenzamida menggunakan metil salisilat dariminyak gandapura.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara sintesis
n,n-dietil-2-hidroksibenzamida dari metil salisilat. Metil salisilat dari
minyak gandapura dicampurkan dengan larutan diteilmin 40%, dalam dietil ester dan
larutan NaoH 1% dalam methanol. Campuran diaduk pada temperature 0oC
selama 1 jam dan dilanjutkan selama 24 jam pada temperature kamar. Senyawa
hasil sintesis dipisahkan dan ditentukan sifat fisik meliputi warna, wujud,
bau,dan titik lebur, serta diidenfikasi dengan spektrofotometer FT-IR dan
kromogafi Gas-Spektrometer mssa. Senyawa coklat dengan titik lebur 106-112o
(Suratno, 2013).
IV.Alat
dan Bahan
4.1 Alat
-labu dasar bulat 500 ml
-corong
pisah
- Termometer
-
pipa bengkok
-Labu destilasi 100 ml
-
Erlenmayer 200 ml
-Pendingin (leibig)
4.2 Bahan
- 28 gr asam salisilat
- Natrium bikarbonat
-81 ml methanol
- Magnesium Sulfat anhidrat
- 8 ml H2SO4
V.
Prosedur Kerja
II.
Prosedur Kerja
Masukkan
kedalam labu dasar bulat ukuran 500ml, 28 gr asam salisilat, 81 methanol, dan
8ml asam sulfat pekat, kocok. Lengkapi labu tadi dengan pendingin air, refluks
selama 5 jam, biarkan campuran menjadi dingin, rubah posisi pendingin tegak
menjadi miring untuk mendestilasi sisa methanol dengan memanaskan diatas penangas air. Setelaj
methanol habis terdestilat, lalu biarkan dingin. Kemudian isi labu, tuangkan
kedalam corong pisah, dicampuran dengan 250 ml air kocok kuat-kuat, biarkan
sampai terbentuk dua lapisan.
Alirkan
lapisan ester ( lapisan bawah) ke dalam erlenmeyer, sampai bebas asam tambahkan
larutan jenuh NaHCO3 sampai bebas asam tambah anhidrat Magnesium Sulfat unutk
mengeringkan ester salisilat selam 30 menit. Saring dan filtratnyaa lansung
ditampung dalm labu destilasi, kemudian destilasi aiatass pengangas air. Catat
temperature pada waktu destilat ditampung. Bila ternyata temperature masih jauh
dibawah titik didih metil salisilat 115oC murnikan kembali pada metil salisilat
yang ditampung dengan mendestilasi lagi. Periksa indeks bias metil salisilat
yang murni ini.
Permasalahan
:
1.
Mengapa reaksi suhu tinggi dengan alkohol akan mudah dicapai kesetimbangannya
dan reaksi dapat dipercepat?
2.
Apakah asam sulfat sebagai katalisator dapat di gantikan oleh senyawa lain?
3.
Mengapa penyelesaian solusi destilat harus dilakukan dalam larutan bebas asam?
2 asam yang digunakan haruslah memiliki karakteristik derajat keasaman yang mendekati dan tidak berbeda secara signifikan dengan H2SO4,
BalasHapusHr. Yuniarccih
BalasHapus1. Karena suhu merupakan slah satu faktor yang dapat mempercepat reaksi kimia
Dengan kata lain suhu dapat dikatakan sebagai katalisator
3. menurut saya jika telah bebas asam maka struktur dari kandungan zat tersebut merupakan zat murni dari reaksi sampel dengan pereaksi aktif. mungkin ini saja terimakasih
BalasHapus